BANGKALAN – Kota Salak kembali menjadi tuan rumah lomba panahan tradisional (jemparingan). Gladen Ageng Jemparingan tingkat nasional Minggu (2/12) digelar di Alun-Alun Kota. Ratusan peserta dari empat kategori berlomba memperebutkan Piala Bupati dan Ketua DPRD Bangkalan.
Lomba memanah tersebut dibagi dalam 3 kategori dengan 253 peserta. Kategori dewasa 114 peserta, remaja 31 peserta, 43 peserta kategori anak, dan 65 peserta horsebow. Jarak lomba untuk kategori anak 15 meter. Sementara untuk remaja 20 meter serta 30 meter untuk dewasa dan horsebow. Ratusan peserta itu berasal dari Bali, Jogjakarta, Solo, Blitar, Surabaya, dan daerah-daerah yang lainnya.
Lomba tersebut dihadiri Ketua DPRD Bangkalan Imron Rosyadi, Kapolres AKBP Boby Pa’ludin Tambunan, Dandim Letkol Armed Dodot Sugeng Hariadi, dan Bupati Bangkalan yang diwakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Saad As’jari.
Imron Rosyadi menyampaikan, Jemparingan Tingkat Nasional yang digelar bukan hanya perlombaan untuk mencari pemenang. Jemparingan merupakan bagian dari pelestarian budaya memanah yang telah ada sejak dulu. ”Lomba ini dalam rangka melestarikan budaya agar tidak luntur. Intinya, panahan itu embrionya dari Madura,” terang politikus Partai Gerindra itu.
Imron berharap dengan event ini akan muncul atlet-atlet memanah dari Kota Zikir dan Salawat. Dengan begitu, tumbuh pemanah-pemanah profesional. Dia juga akan mendorong pemerintah untuk melaksanakan event jemparingan agar menjadi kegiatan tahunan.
Menurutnya, melalui jemparingan, budaya memanah akan tetap terjaga dan melahirkan atlet-atlet panahan. ”Ke depan saya berharap eksekutif ada perhatian lebih kepada pemanah,” tuturnya.
Kepala Dispora Bangkalan Saad As’jari mengutarakan, Bangkalan sering mengirim atlet panahan ke luar kota. Lomba ini bagian dari kepedulian Pemkab Bangkalan dalam bidang panahan. ”Selama ini kita hanya ikut event yang dilaksanakan di luar kota. Alhamdulillah, kita sudah pernah juara pertama di Solo, kemudian di Magetan juara kedua,” ungkapnya. (jup)