PAMEKASAN – Isu penolakan beberapa ormas tentang pembatasan kesenian yang tidak sesuai jargon Gerbang Salam masih menjadi kemelut. Terlebih pasca rangkaian acara Hari Jadi Kota Pamekasan yang menuai pro dan kontra.
Namun penolakan itu mendapatkan respon serius dari Dewan Kesenian. Terlebih adanya kabar pembatasan pementasan kesenian.
“Masyarakat Pamekasan perlu mendapatkan ruang yang sama untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan potensi dibidang seni. Selama kesenian yang mereka lahirkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai norma agama kita harus dukung,” ucap Ketua Dewan Kesenian Pamekasan KH. Makmum Tamin, Kamis (1/11).
Dikatakan, pada dasarnya Dewan Kesenian Pamekasan memiliki semangat yang sama untuk menciptakan iklim seni budaya yang baik. Tentunya sejalan dengan nilai-nilai agama dan kearifan lokal. Namun tidak berarti melarang semua aktifitas seni budaya dan kepariwisataan yang berkembang dimasyarakat.
Sementara Wakil Ketua DKP sekaligus Kabid Kebudayaan Disporabud Pamekasan, R. Sony Budiharto menuturkan ormas yang menentang kesenian harusnya mampu memberi pemahaman dengan cara yang santun dan ramah. Sehingga kreatifitas para pelaku seni memiliki muatan nilai yang indah dan agung.
“Kami berharap lewat aktifitas seni dan budaya kita dapat memahami kekayaan ciptaan Allah S.W.T” ucapnya.
Selain itu, pihaknya berharap pemerintah memberikan kepastian dan kejelasan berdasarkan kesepakatan bersama tentang penyajian karya seni yang sejalan dengan kearifan lokal. “Dengan tidak bermaksud membatasi dan menutup ruang kreasi serta tidak diskriminasi,” tambahnya.(rm4)