Dibanding tiga kabupaten lainnya di Madura, Sampang tercatat sebagai kabupaten yang sering tergenang banjir. Upaya penanggulangan bencana alam tersebut terus dilakukan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
ANIS BILLAH, Sampang, Jawa Pos Radar Madura
SETIAP pergantian musim, Kabupaten Sampang dilanda bencana. Jika musim hujan, bencana banjir mengintai. Saat musim kemarau, bencana kekeringan bisa dipastikan dialami sejumlah desa di kecamatan yang ada di Kota Bahari.
Kepala Bappelitbangda Sampang Umi Hanik Laila menyampaikan, hampir setiap musim hujan, bencana banjir terjadi di Kota Bahari. Salah satu pemicunya, Sungai Kamoning tidak mampu menampung curah hujan. Sungai Kamoning hanya bisa menampung 50 persen dari sekitar 400 meter kubik.
”Kalau hujannya deras, bisa mencapai 400 meter kubik. Kalau masuk ke Sungai Kamoning semua, tentunya tidak akan cukup menampung,” katanya.
Menurut dia, Pemkab Sampang sudah menemukan solusi untuk mengatasi masalah bencana tersebut. Yakni, dengan membangun kanal pengendali banjir atau floodway. Anggaran pembangunannya sudah tertuang dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019. Diperkirakan akan menelan dana hingga Rp 1,3 triliun.
Namun, jika melihat kondisi keuangan negara saat ini, Hanik pesimistis proyek tersebut bisa terealisasi sesuai rencana. ”Sebab, prosesnya belum mulai. Apalagi sekarang masih pandemi, saya gak tahu apakah akan dilanjutkan,” ujarnya.
Meski begitu, Bappelitbangda Sampang memiliki cara lain untuk menanggulangi bencana tersebut. Saat ini institusinya berencana membangun bendungan atau embung besar. Fungsinya untuk menyerap air yang mengalir ke Sungai Kamoning saat musim hujan. ”Nah, ketika musim kemarau, airnya bisa digunakan untuk meminimalisasi potensi kekeringan,” paparnya.
Hanik menyebutkan, institusinya sudah melakukan penelitian di sepanjang jalur Sungai Kamoning. Menurutnya, terdapat 12 titik di anak Sungai Kamoning yang cocok dibangun bendungan. Diprediksi satu bendungan bisa menyerap curah hujan hingga 15 meter kubik.
Meski demikian, Pemkab Sampang masih kebingungan dana untuk membangun bendungan tersebut. Dia mencoba melakukan lobi-lobi ke pemerintah provinsi. Beruntung, Pemprov Jatim menyanggupi membangun dua bendungan. ”Kita juga ajukan bantuan ke pusat. Sebisa mungkin 12 titik dibangun semua agar mengurangi debit air yang masuk ke Sungai Kamoning,” tandasnya.