22.6 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

133 TPS Masuk Kategori Rawan

SAMPANG – Kericuhan terjadi di halaman Makodim 0828/Sampang kemarin (28/3). Massa berdemonstrasi dan berhadapan dengan petugas gabungan. Mereka berdesak-desakan hingga beberapa di antara mereka terpaksa harus mendapatkan perawatan medis.

Kericuhan itu terjadi karena massa pendukung salah satu pasangan calon (paslon) berusaha masuk ke kantor KPU. Adu jotos antara demonstran dan aparat keamanan tidak dapat dihindari. Baik dari pengunjuk rasa maupun dari petugas ada yang terluka.

Adu pukul dengan aparat yang berjaga di lapisan pertama. Lalu, pengaman di lapisan pertama mundur dan diganti oleh lapisan kedua. Kemudian, massa disemprot menggunakan water canon.

Petugas kesehatan datang segera mengevakuasi korban terluka. Mereka dibawa ke ambulans. Bahkan, ada warga yang membawa senjata tajam berhasil diamankan oleh TNI. Berkat kesigapan semua petugas, massa bisa dikendalikan hingga suasana kembali kondusif.

Peristiwa tersebut hanya terjadi dalam simulasi pengamanan pemilu 2019 di halaman Makodim Sampang. Simulasi tersebut melibatkan petugas gabungan TNI, Polri, satpol PP, dan perlindungan masyarakat (linmas). Kericuhan dalam simulasi tersebut menggambarkan gerak massa pendukung paslon yang hendak merangsek masuk ke kantor KPU.

Kapolres Sampang AKBP Budi Wardiman mengatakan, personel kepolisian dalam simulasi meliputi 1 peleton pengendali massa (dalmas) awal, 1 peleton dalmas lanjut, 15 personel tim tindak dari resmob, 45 personel pengamanan objek vital (pam obvit), dan massa polres 50 personel. Totalnya 170 personel.

Baca Juga :  Tolak Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Sempat Ricuh

Sementara dari TNI meliputi tim pengamanan, pengawalan, dan patrol sebanyak 1 peleton dan 40 orang massa. Kemudian satpol PP dan linmas masing-masing satu peleton. ”Simulasi ini untuk menyinergikan personel yang terlibat dalam pengamanan. Sengaja kami gelar di lapangan Kodim Sampang menyesuaikan dengan pelaksanaan simulasi di polda yang digelar di kodam,” ungkapnya.

Bupati Sampang Slamet Junaidi yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, pengamanan pileg dan pilpres di Kota Bahari sudah siap. Simulasi tersebut merupakan salah satu upaya mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, baik sebelum dan pasca pemilu.

”Ini hanya simulasi, semoga tidak terjadi. Makanya, kami minta supaya seluruh masyarakat membantu menjaga kondusivitas di wilayah masing-masing. Dengan begitu, pemilu ini berjalan lancar, aman, dan damai,” harapnya.

Sementara itu, Polres Pamekasan memetakan daerah rawan pada pemilu 17 April mendatang. Dari 3.133 tempat pemungutan suara (TPS), 133 tempat pencoblosan itu dikategorikan rawan. Tetapi, definisi rawan yang dimaksud bukan terkait keamanan, melainkan kondisi geografis.

Kapolres AKBP Teguh Wibowo mengatakan, 133 TPS yang dinyatakan rawan itu karena letak geografisnya sulit dilalui. Lokasinya berada di kawasan pegunungan serta akses jalan menanjak.

Pengamanan di kawasan rawan itu lebih intens dibanding TPS yang dikategorikan aman. Satu polisi bisa mengamankan tiga TPS di kawasan aman. Tetapi di titik rawan, bisa jadi satu polisi bertugas khusus di satu TPS.

Baca Juga :  Anggota DPRD WO Saat Paripurna, Ternyata Ini Pemicunya

Jumlah personel yang diturunkan pada pesta demokrasi lima tahunan itu 7.000 orang. Mereka dari berbagai instansi. Yakni, kepolisian, Brimob Polda Jatim, Sabhara Polda Jatim, TNI, dan Linmas.

Pengamanan optimal itu diharapkan menciptakan pemilu yang aman, damai, dan tertib. Masyarakat juga diharapkan antusias datang ke TPS untuk memilih pemimpin sesuai yang diinginkan. ”Semoga proses pemilihan berjalan lancar,” katanya kemarin (28/3).

Teguh menyampaikan, pilkada 2018 berjalan lancar. Tidak ada gejolak yang menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban. Dia berharap, kondusivitas itu terulang pada pemilu 2019.

Dia meminta kepada seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga kondusivitas pemilihan. Harapannya, pesta demokrasi berjalan aman, damai, dan lancar tanpa adanya gangguan keamanan.

Ketua KPU Pamekasan Moh. Hamzah mengatakan, pengamanan pemilu sangat ketat. Distribusi logistik serta penjagaan di TPS dijaga ketat. ”Pengamanan logistik 24 jam nonstop,” kata pria berkopiah itu.

Hamzah menyampaikan, pengamanan dari aparat dimulai sejak jauh hari sampai usai pemilihan. Aparat tidak hanya memastikan keamanan logistic, tetapi juga keamanan dan kondusivitas di tengah masyarakat. ”Partisipasi masyarakat dalam memilih diharapkan tinggi,” harapnya saat ditemui di kantornya.

Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pemilu 2019 di Pamekasan 706.619 orang. Mereka akan memilih di 3.133 TPS. KPU mengusulkan tambahan 3 TPS. Jika dikabulkan KPU RI, TPS akan bertambah menjadi 136.

SAMPANG – Kericuhan terjadi di halaman Makodim 0828/Sampang kemarin (28/3). Massa berdemonstrasi dan berhadapan dengan petugas gabungan. Mereka berdesak-desakan hingga beberapa di antara mereka terpaksa harus mendapatkan perawatan medis.

Kericuhan itu terjadi karena massa pendukung salah satu pasangan calon (paslon) berusaha masuk ke kantor KPU. Adu jotos antara demonstran dan aparat keamanan tidak dapat dihindari. Baik dari pengunjuk rasa maupun dari petugas ada yang terluka.

Adu pukul dengan aparat yang berjaga di lapisan pertama. Lalu, pengaman di lapisan pertama mundur dan diganti oleh lapisan kedua. Kemudian, massa disemprot menggunakan water canon.


Petugas kesehatan datang segera mengevakuasi korban terluka. Mereka dibawa ke ambulans. Bahkan, ada warga yang membawa senjata tajam berhasil diamankan oleh TNI. Berkat kesigapan semua petugas, massa bisa dikendalikan hingga suasana kembali kondusif.

Peristiwa tersebut hanya terjadi dalam simulasi pengamanan pemilu 2019 di halaman Makodim Sampang. Simulasi tersebut melibatkan petugas gabungan TNI, Polri, satpol PP, dan perlindungan masyarakat (linmas). Kericuhan dalam simulasi tersebut menggambarkan gerak massa pendukung paslon yang hendak merangsek masuk ke kantor KPU.

Kapolres Sampang AKBP Budi Wardiman mengatakan, personel kepolisian dalam simulasi meliputi 1 peleton pengendali massa (dalmas) awal, 1 peleton dalmas lanjut, 15 personel tim tindak dari resmob, 45 personel pengamanan objek vital (pam obvit), dan massa polres 50 personel. Totalnya 170 personel.

Baca Juga :  Pendidik Harus Meriahkan Pemilihan Guru Favorit

Sementara dari TNI meliputi tim pengamanan, pengawalan, dan patrol sebanyak 1 peleton dan 40 orang massa. Kemudian satpol PP dan linmas masing-masing satu peleton. ”Simulasi ini untuk menyinergikan personel yang terlibat dalam pengamanan. Sengaja kami gelar di lapangan Kodim Sampang menyesuaikan dengan pelaksanaan simulasi di polda yang digelar di kodam,” ungkapnya.

- Advertisement -

Bupati Sampang Slamet Junaidi yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, pengamanan pileg dan pilpres di Kota Bahari sudah siap. Simulasi tersebut merupakan salah satu upaya mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, baik sebelum dan pasca pemilu.

”Ini hanya simulasi, semoga tidak terjadi. Makanya, kami minta supaya seluruh masyarakat membantu menjaga kondusivitas di wilayah masing-masing. Dengan begitu, pemilu ini berjalan lancar, aman, dan damai,” harapnya.

Sementara itu, Polres Pamekasan memetakan daerah rawan pada pemilu 17 April mendatang. Dari 3.133 tempat pemungutan suara (TPS), 133 tempat pencoblosan itu dikategorikan rawan. Tetapi, definisi rawan yang dimaksud bukan terkait keamanan, melainkan kondisi geografis.

Kapolres AKBP Teguh Wibowo mengatakan, 133 TPS yang dinyatakan rawan itu karena letak geografisnya sulit dilalui. Lokasinya berada di kawasan pegunungan serta akses jalan menanjak.

Pengamanan di kawasan rawan itu lebih intens dibanding TPS yang dikategorikan aman. Satu polisi bisa mengamankan tiga TPS di kawasan aman. Tetapi di titik rawan, bisa jadi satu polisi bertugas khusus di satu TPS.

Baca Juga :  Program TKI Gratis Tak Laku

Jumlah personel yang diturunkan pada pesta demokrasi lima tahunan itu 7.000 orang. Mereka dari berbagai instansi. Yakni, kepolisian, Brimob Polda Jatim, Sabhara Polda Jatim, TNI, dan Linmas.

Pengamanan optimal itu diharapkan menciptakan pemilu yang aman, damai, dan tertib. Masyarakat juga diharapkan antusias datang ke TPS untuk memilih pemimpin sesuai yang diinginkan. ”Semoga proses pemilihan berjalan lancar,” katanya kemarin (28/3).

Teguh menyampaikan, pilkada 2018 berjalan lancar. Tidak ada gejolak yang menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban. Dia berharap, kondusivitas itu terulang pada pemilu 2019.

Dia meminta kepada seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga kondusivitas pemilihan. Harapannya, pesta demokrasi berjalan aman, damai, dan lancar tanpa adanya gangguan keamanan.

Ketua KPU Pamekasan Moh. Hamzah mengatakan, pengamanan pemilu sangat ketat. Distribusi logistik serta penjagaan di TPS dijaga ketat. ”Pengamanan logistik 24 jam nonstop,” kata pria berkopiah itu.

Hamzah menyampaikan, pengamanan dari aparat dimulai sejak jauh hari sampai usai pemilihan. Aparat tidak hanya memastikan keamanan logistic, tetapi juga keamanan dan kondusivitas di tengah masyarakat. ”Partisipasi masyarakat dalam memilih diharapkan tinggi,” harapnya saat ditemui di kantornya.

Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pemilu 2019 di Pamekasan 706.619 orang. Mereka akan memilih di 3.133 TPS. KPU mengusulkan tambahan 3 TPS. Jika dikabulkan KPU RI, TPS akan bertambah menjadi 136.

Artikel Terkait

Most Read

Temukan Mamin Tak Layak Konsumsi

Pj Bupati Pantau Harga Bahan Pokok

Berharap Car Free Day Lebih Meriah

Artikel Terbaru

/