SAMPANG – Persebaran virus korona di Kota Bahari meluas. Kalangan aparatur sipil negara (ASN) juga terpapar. Salah satunya, pelaksana tugas (Plt) Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sampang.
Perempuan berusia 53 tahun itu menjadi pasien ke-84 di Sampang. Hasil uji swab kepada yang bersangkuta keluar pada Kamis (2/6) bersama tiga ASN lainnya.
Yakni, pasien ke-82 berinisial F, 37, dan pasien ke-83 berinisial D, 35. Dua perempuan tersebut berasal dari Kecamatan Sampang. Berikutnya adalah perempuan berinisial M, 47, asal Kecamatan Kedungdung.
Jubir Gugus Tugas Covid-19 Sampang Moh. Djuwardi membenarkan Plt kepala bappelitbangda positif terpapar Covid-19. Pegawai yang bekerja satu atap harus di-rapid test. Ada 40 pegawai yang dites cepat.
Ada beberapa pegawai yang reaktif dari hasil tes cepat. Karena itu, pegawai tersebut diarahkan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. ”Ibu U jalani isolasi mandiri di rumahnya. Pegawai yang reaktif juga menjalani isolasi mandiri,” katanya kemarin (27/6).
Keesokan harinya, pasien yang terkonfirmasi Covid-19 bertambah 6 orang. Kepala Dinskominfo Sampang itu mengungkapkan, pasien ke-86 berinisial A, 53, seorang laki-laki, asal Kecamatan Sreseh. Pasien ini berprofesi sebagai guru ngaji. Sementara pasien ke-87 dan 88 merupakan tenaga kesehatan di Puskesmas Karang Penang. Yakni, perempuan berinisial N, 30, dan R, 35.
Di samping itu, ASN berinisial K, 33, yang bekerja di RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang juga terpapar. Perempuan asal Kecamatan Sampang itu jadi pasien ke-89. Sementara, pasien ke-90 laki-laki berinisial H, 33, merupakan pegawai Puskesmas Karang penang. Terakhir, perempuan berinisial I, 31, warga Kecamatan Sampang, pegawai RSUD Sampang.
Ketua Klaster Gugus Tugas Covid-19 Sampang Asrul Sani menyampaikan, pihaknya belum bisa menentukan klaster Plt kepala bappelitbangda. Apalagi, yang bersangkutan sering berkomunikasi dengan orang. Baik ketika berada di rumahnya atau sedang menjalankan tugas dinas.
Pihaknya melakukan tracing, baik di tempat kerja atau di rumah pasien. ”Belum cek berapa yang di-rapid test. Kemungkinan, bisa jadi tertularnya dari staf, keluarga, atau juga lingkungan,” ujarnya.
Menurut Asrul, pasien yang terkonfirmasi positif kemungkinan penularannya banyak. Kecuali ada salah seorang anggota keluarga di rumahnya yang dinyatakan positif lebih dulu. Pihaknya mengkaji semua potensi tertularnya pasien.
”Kalau untuk pegawai yang reaktif, belum memantau, apakah sudah diswab atau belum. Tapi, biasanya langsung diagendakan untuk swab,” tuturnya.
Untuk tenaga kesehatan Puskesmas Karang Penang, yang terpapar besar kemungkinan tertular saat melayani pasien. Sebab, TKI atau perantau dari luar daerah juga diperiksa di puskesmas tersebut.
Asrul menegaskan, tenaga kesehatan yang melayani pasien sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar. Namun, hal itu belum menjamin mereka terbebas dari penularan.
”Meski sudah pakai APD, jika terus-menerus melayani pasien, lama-lama bisa jebol juga. Apalagi, yang ditangani OTG (orang tanpa gejala),” terangnya. (bil)