SAMPANG – Komitmen Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang menyediakan sarana dan prasarana pendidikan layak belum berjalan maksimal. Salah satu indikatornya, bangunan SDN Pangongsean 2, Kecamatan Torjun yang dibiarkan rusak. Meski sudah dua tahun, perbaikan tak kunjung dilakukan.
Pantauan Jawa Pos Radar Madura kemarin (25/12), kerusakan terjadi di ruang kelas IV, V, dan VI. Bangunan sudah retak dan sebagian atap ambruk. Bangunan lainnya juga mulai retak. Saat ini, ruang kelas tersebut menjadi gudang penyimpanan bangku dan kursi.
Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Torjun Soesatyo mengaku sudah berkoordinasi dengan disdik. Menurut dia, perbaikan akan dilakukan pada 2018 mendatang. ”Memang tidak ditempati. Saat pelajaran berlangsung, murid-murid menempati ruang yang lain,” ungkapnya.
”Semoga saja nanti perbaikan secara keseluruhan. Supaya KBM (kegiatan belajar mengajar, Red) aman dan nyaman,” harapnya.
Sementara itu, Kabid Perencanaan Disdik Sampang Rojiun mengaku tidak tahu pasti kondisi bangunan gedung SDN Pangongsean 2. Kemungkinan, tahun depan akan ada anggaran untuk perbaikan.
”Kemungkinan tahun depan. Saya belum ngecek (anggaran perbaikannya, Red). Kegiatannya apa saja, saya juga tidak mengecek. Kayaknya ada. Saya tidak hafal karena masih di perjalanan,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Komisi IV DPRD Sampang Maniri sangat menyayangkan disdik yang terkesan mengabaikan fasilitas tersebut. Dia mendesak disdik segera bertindak. Dikhawatirkan sekolah tersebut sewaktu-waktu ambruk dan menimpa pelajar.
”Perbaikan harus tepat sasaran. Banyak sekolah yang kondisinya kurang layak, tapi tidak ada perbaikan,” bebernya.
”Seharusnya disdik memiliki data valid sekolah-sekolah yang perlu diperbaiki. Jadi tidak ada yang diabaikan untuk sekolah yang rusak parah,” desaknya.
Politikus PKB asal Kecamatan Karang Penang itu meminta agar perbaikan sekolah tersebut menjadi prioritas. ”Kami berharap dinas pendidikan tidak hanya berpangku tangan di atas meja. Tapi, harus aktif turun langsung untuk mengkroscek kerusakan bangunan sekolah,” imbaunya.