19.8 C
Madura
Saturday, June 10, 2023

65 Persen Petani Masih Gunakan Varietas Ciherang

SAMPANG – Dinas Pertanian Kabupaten Sampang mencatat 65 persen petani padi di Kota Bahari masih menggunakan varietas gabah Ciherang. Padahal, dari segi kualitas hasil produksi, gabah jenis Inpari lebih bagus jika dibandingkan dengan jenis Ciherang.

Demikan disampaikan Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Disperta) Sampang Suyono Minggu (23/12). Dia mengatakan, mayoritas petani padi di Kota Bahari masih menggunakan varietas Ciherang. Sementara petani yang menggunakan gabah Inpari sedikit.

Padahal, varietas Inpari lebih tahan terhadap serangan hama pyricularia oryzae atau penyakit blas. Hasil produksi juga lebih banyak. Sementara jenis Ciherang mudah terserang hama dan hasil produksi jauh di bawah Inpari.

”Varietas Ciherang hanya bisa menghasilkan gabah tujuh ton per hektare. Sedangkan Inpari bisa mencapai 8 ton per hektare. Kalau masalah harga sama,” terangnya.

Baca Juga :  Ingin Imun Anak Kuat dan Tidak Gampang Sakit? Minum Jamu Ini

Pihaknya sudah menyosialisasikan kepada petani terkait dengan kelebihan penggunaan Inpari. Sejak dua tahun terakhir petani padi yang menggunakan gabah Inpari sekitar 30 persen.

”Ada yang mau, ada yang tidak. Kami tidak bisa memaksa agar semua petani padi di Sampang menggunakan gabah itu,” ujarnya. Sementara yang sudah menggunakan Inpari yaitu petani di Kecamatan Sampang, Camplong, Pangarengan, dan Karang Penang.

Suyono berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi padi di Kota Bahari. Salah satunya, dengan menjalankan program peningkatan produksi pengganti benih Ciherang dengan Inpari kepada petani melalui program demplot padi di sejumlah wilayah pertanian padi.

 Masing-masing kecamatan mendapatkan program demplot padi 5 sampai 6 titik atau lahan. Setiap lahan ditargetkan bisa menghasilkan gabah sekitar delapan ton per hektare. Suyono berharap minat petani di Sampang untuk menanam varietas Inpari lebih meningkat.

Baca Juga :  SMA Gratis SPP, MA Tetap Bayar

”Kalau hasil produksi meningkat, otomatis indeks pertanian juga akan meningkat,” tukasnya. 

SAMPANG – Dinas Pertanian Kabupaten Sampang mencatat 65 persen petani padi di Kota Bahari masih menggunakan varietas gabah Ciherang. Padahal, dari segi kualitas hasil produksi, gabah jenis Inpari lebih bagus jika dibandingkan dengan jenis Ciherang.

Demikan disampaikan Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Disperta) Sampang Suyono Minggu (23/12). Dia mengatakan, mayoritas petani padi di Kota Bahari masih menggunakan varietas Ciherang. Sementara petani yang menggunakan gabah Inpari sedikit.

Padahal, varietas Inpari lebih tahan terhadap serangan hama pyricularia oryzae atau penyakit blas. Hasil produksi juga lebih banyak. Sementara jenis Ciherang mudah terserang hama dan hasil produksi jauh di bawah Inpari.


”Varietas Ciherang hanya bisa menghasilkan gabah tujuh ton per hektare. Sedangkan Inpari bisa mencapai 8 ton per hektare. Kalau masalah harga sama,” terangnya.

Baca Juga :  Tim Gabungan Polda Dua Kali Olah TKP Kasus Penembakan

Pihaknya sudah menyosialisasikan kepada petani terkait dengan kelebihan penggunaan Inpari. Sejak dua tahun terakhir petani padi yang menggunakan gabah Inpari sekitar 30 persen.

”Ada yang mau, ada yang tidak. Kami tidak bisa memaksa agar semua petani padi di Sampang menggunakan gabah itu,” ujarnya. Sementara yang sudah menggunakan Inpari yaitu petani di Kecamatan Sampang, Camplong, Pangarengan, dan Karang Penang.

Suyono berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi padi di Kota Bahari. Salah satunya, dengan menjalankan program peningkatan produksi pengganti benih Ciherang dengan Inpari kepada petani melalui program demplot padi di sejumlah wilayah pertanian padi.

- Advertisement -

 Masing-masing kecamatan mendapatkan program demplot padi 5 sampai 6 titik atau lahan. Setiap lahan ditargetkan bisa menghasilkan gabah sekitar delapan ton per hektare. Suyono berharap minat petani di Sampang untuk menanam varietas Inpari lebih meningkat.

Baca Juga :  Nyawa Sopir Truk Berakhir di Gardu

”Kalau hasil produksi meningkat, otomatis indeks pertanian juga akan meningkat,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/