Aisyah Ayudia Inara tidak banyak bicara. Namun, dia bisa membuktikan kemampuannya dengan meraih gelar juara. Siswa usia tujuh tahun itu membanggakan orang tua dan guru melalui kompetisi di atas catwalk.
FADIL, Sampang, Jawa Pos Radar Madura
AISYAH Ayudia Inara merupakan anak pendiam. Saat ditemui Jawa Pos Radar Madura (JPRM) di TK Al-Muawanah Sampang, Jumat (10/2), dia juga tidak banyak bicara. Bahkan, untuk menceritakan pengalamannya berjalan di atas catwalk, dia tidak berkenan.
Siang itu, adik Denis Adelia Putri itu hanya banyak mengangguk saat ditanya prestasi yang diraih. Begitu juga ketika ditanya perasaan atas penghargaan yang diperoleh. Namun, kecantikan gadis cilik ini terpancar dari balik kerudung warna putih itu.
Dalam jangka waktu sebulan, dia mendapat dua penghargaan bergengsi. Pertama, dia menjadi juara favorit kategori teen A usia 1–8 Brilliant Model Search 2023 Jawa Timur (Jatim) di Bangkalan, Sabtu (4/2). Kedua, di ajang Festival Fashion Batik Muslim Pesta Tingkat Jatim. Dari event yang digelar di Pamekasan itu, dia meraih juara the best costume dan juara harapan 1 kategori A.
Saat ini Aisyah duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) B Al-Muawanah. Tepatnya, di Jalan Pemuda, Kelurahan Rongtengah, Sampang. Kelincahan anak yang masih berusia 7 tahun itu luar biasa. ”Padahal, anak saya itu terkenal pendiam di sekolahnya,” jelas Siti Syarofah, ibunda Aisyah, Senin (20/2).
Aisyah tertarik pada dunia fashion sejak enam bulan lalu. Setelah itu, baru diikutkan kelas model. ”Dia ingin ikut terus ketika sekolahnya ada acara,” tuturnya.
Sebagai orang tua, Syarofah bangga dan senang atas prestasi putrinya. Namun, kata Syarofah, Aisyah perlu banyak belajar sehingga ketika ada perlombaan bisa dapat winner.
”Anak kami cuma bersemangat dan termotivasi pada model. Terutama dari teman satu kelas modelnya,” ungkapnya.
Syarofah mengaku tidak punya strategi khusus untuk mengukuti event tersebut. Persiapan sama dengan lomba lain. Hanya, kata dia, bakat dan keinginan anaknya besar. Jadi, dia rajin mengikuti latihan dan arahan.
Misalnya, ketika ikut latihan di Sekolah Sampang Model Management (SAMM). Di sana dia selalu termotivasi oleh temannya. Setiap ada informasi perlombaan, dia ingin ikut terus. ”Saya juga heran, padahal anak saya itu pendiam,” terang warga Jalan Pajudan, Nomor 35, Kelurahan Rongtengah, Kecamatan Kota Sampang, itu.
Syarofah selalu menjaga sikap anaknya agar tidak sombong. Terutama kepada orang tua, guru, dan teman. Dia juga tidak ingin putrinya itu mudah puas atas capaian yang diraih. ”Sebab, apa pun prestasi yang diraih anak saya itu berkat dorongan dari semua pihak,” ucapnya.
Kebanggaan lain terpancar dari wajah Syarofah. Sebab, kostum yang digunakan Aisyah itu merupakan hasil karyanya sendiri. Jadi, bukan hanya dari lomba fashion yang diraih. Kemenangan juga didapat oleh ibunya. ”Alhamdulilah dapat penghargaan juga,” kata istri Zainal Abidin itu bersyukur.
Kepala TK Al-Muawanah Endang Sri Mulyani menyampaikan rasa bangganya. Sebab, siswanya bisa mendapat juara dalam hitungan waktu satu bulan. Padahal, Aisyah merupakan siswa pendiam. Pihaknya mendorong dan memberikan kebebasan pada siswa.
”Akhirnya, siswa kami memilih sesuai keinginan. Misalnya, tari, fashion, nyanyi, dan mewarnai,” jelasnya. ”Kami juga berharap anak-anak kami pintar dalam bidang agama supaya nanti hidupnya tidak monoton dan bisa berbagi ilmu kepada sesama,” harap alumnus Unmer Malang itu.
Menurut Endang, siswa harus menguasai banyak ilmu. Bukan hanya bidang pendidikan, melainkan juga bidang lain. Sebab, lembaganya menggabungkan bidang pendidikan dan agama. ”Jika ada yang memiliki potensi, kami kembangkan,” tuturnya. (*/luq)