SAMPANG – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta petani garam di Madura memiliki nilai tawar saat panen. Caranya dengan meningkatkan pendampingan, baik sebelum maupun setelah panen. Khofifah juga meminta petani garam tidak pinjam uang kepada tengkulak yang bisa menyebabkan petani tidak berdaya.
Pesan tersebut disampaikan Khofifah saat meninjau gudang dan hasil produksi garam di Desa Apaan, Kecamatan Pangarengan, Sampang, kemarin (22/7). Turut mendampingi Bupati Sampang Slamet Junaidi dan Wabup Sampang Abdullah Hidayat, Bupati Bangkalan Abd. Latif Amin Imron, Wabup Sumenep Achmad Fauzi, dan perwakilan Pemkab Pamekasan.
Khofifah sempat melihat langsung tumpukan garam di gudang. Dia mengecek kualitas garam di sana. Dia menekankan agar garam yang disimpan di gudang memiliki kualitas terbaik alias K1.
Setelah meninjau gudang, mantan menteri sosial itu melihat tambak garam. Termasuk hasil produksi garam juga diamati. Dia sedikit kaget saat garam yang dilihatnya memiliki kualitas yang tidak terlalu bersih, sedangkan menurut petani garam tersebut K1.
”Para petani harus mendapatkan informasi secara lebih terbuka. Jadi kalau misalnya jenis garam yang ada di belakang kita, para petani mengatakan ini K1, tetapi di pembelinya bilang ini K2,” jelasnya. ”Dalam keadaan sekarang katakanlah K1 Rp 700 dan K2 Rp 500, ini signifikan juga,” tambahnya.
Khofifah juga mengingatkan soal penggunaan geomembran. Geomembran yang standar saat ini per meter Rp 20 ribu. Jika seribu meter persegi, berarti membutuhkan Rp 20 juta. Jika petani punya lahan satu hectare, butuh anggaran untuk beli geomembran Rp 200 juta.
Karena itulah, kredit usaha rakyat (KUR) garam dinilai penting untuk membantu petani yang kekurangan modal. Terutama untuk menghindari ketergantungan terhadap tengkulak. ”Jangan sampai sebelum panen mereka pinjam kepada tengkulak. Kalau sebelum panen mereka pinjam kepada tengkulak, maka setelah panen mereka harus menjualnya kepada tengkulak,” ujarnya.
Jika kondisi semacam itu terjadi, petani garam tidak punya posisi tawar. Petani tidak punya kebebasan menjual garam kepada pembeli dengan harga lebih tinggi. Karena itulah, dia berharap pendampingan terhadap petani garam ditingkatkan.
”Jadi, betapa sebetulnya pendampingan sebelum dan pascapanen itu harus seiring dengan peningkatan kesejahteraan petani,” tegasnya.
Bupati Sampang Slamet Junaidi menyatakan, pemerintah akan tetap berupaya maksimal agar para petani garam semakin sejahtera. Dia berharap harga garam terus meningkat. Dengan demikian, petani bisa mendapatkan penghasilan lebih.