SAMPANG – Kasulitan air bersih di Desa/Pulau Mandangin belum teratasi hingga Minggu (22/4). Kebutuhan air untuk konsumsi sehari-hari tidak ada. Warga setempat harus membeli ke Sampang daratan.
Tokoh pemuda Mandangin Agus Wedi mengatakan, ketersediaan air bersih sangat minim. Warga harus membeli air ke Sampang daratan untuk minum. ”Untuk konsumsi minum, kita harus beli ke Sampang. Untuk memasak, sebagian memanfaatkan air sumur. Tapi, rasanya payau,” ungkapnya.
Selama ini warga masih kesulitan air bersih. Sehingga untuk mandi, mereka hanya mengandalkan air hujan. Sementara saat musim kemarau menggunakan air sumur. Warga setempat berharap ada solusi pemerintah agar lebih mudah mendapatkan air bersih.
Pria 38 tahun itu mengungkapkan, keberadaan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Pulau Mandangin sebelumnya memberikan harapan bagi masyarakat. Namun, pengelolaannya tidak jelas. Karena itu, warga berharap SWRO bisa dioperasikan kembali.
”Kami akui sebagian masyarakat belum siap dengan adanya SWRO. Sebab, mereka sulit membayar tepat waktu. Namun, kami berharap ada solusi. Sehingga kami pun lebih sadar pentingnya air bersih di Pulau Mandangin,” katanya.
Agus mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa. Dia berharap, SWRO kembali dioperasikan. Mengenai mahalnya biaya operasional bisa dibicarakan dengan masyarakat. Pengelolaannya juga bisa dibantu aparat desa. ”Siapa tahu pengelolaannya dibantu aparat desa lebih lancar. Siapa tahu pula ada pendapatan ke kas desa,” imbuhnya.
Sebelumnya Direktur Utama (Dirut) PDAM Sampang Achmad Fauzan mengaku pengelolaan SWRO butuh pembenahan. Pengoperasian berhenti karena akibat daya listrik tidak tercukupi. Karena itu, terpaksa pengoperasian dihentikan sejak Februari 2017. ”Kami masih menunggu perbaikan selesai,” ucapnya.
Selain itu, pengoperasian SWRO juga terkendala pembayaran tagihan. Tagihan pembayaran masih tergolong mahal di mata masyarakat. Karena itu, banyak warga setempat yang belum berani menjadi pelanggan.