SAMPANG – Proyek tebing jalan yang dikerjakan di Desa Bunten Timur, Kecamatan Ketapang, Sampang, diduga tak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB). Tebing jalan yang saat ini sedang dikerjakan retak.
Hendra Samiun, aktivis Lembaga Pengawas Korupsi dan Pemantau Penegak Hukum Indonesia (LPKP2HI) Kamis (22/2) mengungkapkan, kualitas proyek tebing jalan jelek. Diduga proyek itu dikerjakan ala kadarnya.
Dia mengaku menemukan kejanggalan pada saat mendatangi lokasi proyek. Menurut Hendra, material cor tebing jalan tipis. ”Ini dikerjakan asal jadi. Belum selesai dikerjakan sudah retak,” terangnya.
Dia menyebut proyek itu tidak jelas pelaksanaannya. Sebab, di lokasi proyek tidak dipasang papan pemberitahuan. Hendra menduga proyek tersebut merupakan pekerjaan pokmas Jawa Timur yang dikerjakan di Desa Bunten Timur.
Maka dari itu, pihaknya meminta kepada pemerintah di tingkat desa dan kecamatan hingga kabupaten untuk berperan aktif melakukan pengawasan. ”Proyek di pantura minim pengawasan, makanya hasilnya jelek,” pungkasnya.
Ketua AKD Kecamatan Ketapang Wijdan mengungkapkan, pihaknya sudah beberapa kali meminta kepada para kepala desa untuk selalu melakukan pengawasan jika ada pekerjaan proyek di desa. Pihaknya juga mengimbau kepada pelaksana yang mengerjakan proyek di Kecamatan Ketapang supaya sesuai RAB, juknis, dan juklak. ”Proyek tebing jalan itu akan kami komunikasi dengan pihak terkait,” katanya.
Abdul Roib, kepala Desa Bunten Timur menegaskan, pembangunan tebing jalan bukan proyek DD maupun ADD. Menurut dia, proyek tersebut pekerjaan pokmas provinsi. ”Akan kami tegur pelaksananya, dan akan kami cek ke lapangan,” pungkasnya.
SAMPANG – Proyek tebing jalan yang dikerjakan di Desa Bunten Timur, Kecamatan Ketapang, Sampang, diduga tak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB). Tebing jalan yang saat ini sedang dikerjakan retak.
Hendra Samiun, aktivis Lembaga Pengawas Korupsi dan Pemantau Penegak Hukum Indonesia (LPKP2HI) Kamis (22/2) mengungkapkan, kualitas proyek tebing jalan jelek. Diduga proyek itu dikerjakan ala kadarnya.
Dia mengaku menemukan kejanggalan pada saat mendatangi lokasi proyek. Menurut Hendra, material cor tebing jalan tipis. ”Ini dikerjakan asal jadi. Belum selesai dikerjakan sudah retak,” terangnya.
Dia menyebut proyek itu tidak jelas pelaksanaannya. Sebab, di lokasi proyek tidak dipasang papan pemberitahuan. Hendra menduga proyek tersebut merupakan pekerjaan pokmas Jawa Timur yang dikerjakan di Desa Bunten Timur.
Maka dari itu, pihaknya meminta kepada pemerintah di tingkat desa dan kecamatan hingga kabupaten untuk berperan aktif melakukan pengawasan. ”Proyek di pantura minim pengawasan, makanya hasilnya jelek,” pungkasnya.
Ketua AKD Kecamatan Ketapang Wijdan mengungkapkan, pihaknya sudah beberapa kali meminta kepada para kepala desa untuk selalu melakukan pengawasan jika ada pekerjaan proyek di desa. Pihaknya juga mengimbau kepada pelaksana yang mengerjakan proyek di Kecamatan Ketapang supaya sesuai RAB, juknis, dan juklak. ”Proyek tebing jalan itu akan kami komunikasi dengan pihak terkait,” katanya.
Abdul Roib, kepala Desa Bunten Timur menegaskan, pembangunan tebing jalan bukan proyek DD maupun ADD. Menurut dia, proyek tersebut pekerjaan pokmas provinsi. ”Akan kami tegur pelaksananya, dan akan kami cek ke lapangan,” pungkasnya.
- Advertisement -