SAMPANG – Sampah masih menjadi persoalan serius sejumlah negara, termasuk Indonesia. Pada World Cleanup Day (WCD) gerakan peduli lingkungan digalakkan. Antara lain, melakukan bersih-bersih. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah pelajar di area Pasar Srimangunan kemarin (21/9).
Pada momen tersebut Pemkab Sampang tidak tinggal diam. Kabupaten yang dipimpin H Slamet Junaidi itu melakukan deklarasi bijak plastik. Tema yang diangkat Kendalikan Sampah Plastik. Deklarasi disaksikan beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), guru, siswa, serta relawan kebersihan.
Tidak hanya itu, pemkab juga menerbitkan surat edaran (SE) pengggunaan plastik. SE tersebut disebar ke seluruh toko di wilayah perkotaan. Pj Sekkab Sampang Yuliadi Setiawan menyampaikan, isi SE melarang toko untuk menggunakan plastik tidak ramah lingkungan.
Masyarakat yang berbelanja harus diberi plastik yang ramah lingkungan. Jika pembeli tidak mau, tidak usah diberi kantong plastik. ”Kalau tidak mau, tidak usah diberi plastik. Biar dibawa pakai tangan atau silakan bawa plastik sendiri,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Wawan itu menjelaskan, penerbitan SE tersebut untuk menekan penggunaan plastik tak ramah lingkungan. Hal itu berpotensi merusak lingkungan karena sulit terurai. Sementara plastik ramah lingkungan lebih cepat hancur ketika melebur dengan tanah. Harganya Rp 500 per biji.
Pihaknya berharap semua toko mematuhi SE tentang penggunaan plastik. Wawan berjanji akan mengawasi toko yang sudah menerima SE. Setiap bulan pihaknya akan mengecek dan mengevaluasi realisasi program tersebut. ”Apakah nanti perlu ditekankan lagi atau sosialisasi masih kurang, kami akan tingkatkan,” janjinya.
Pria yang sebelumnya menjabat Plt BKPSDM Sampang menyatakan untuk sementara pihaknya tidak memberi sanksi toko yang tidak mematuhi SE. Namun, jika tetap abai, pihaknya akan mengambil tindakan tegas. ”Kita lihat dulu perkembangannya. Kami melakukan langkah persuasif dulu,” tegasnya.
Salah satu penyuplai sampah di Kabupaten Sampang adalah Pasar Srimangunan. Tiap hari sampah menumpuk di area pasar terbesar di Kota Bahari tersebut. Selain merusak pemandangan karena letaknya berada di pusat kota, sampah tersebut menimbulkan aroma tidak sedap.
Warga RT 01, RW 05, Kelurahan Gunung Sekar, Moh. Kusnan mengatakan, hampir setiap hari sampah menumpuk di luar pagar Pasar Srimangunan. Tepatnya, di tempat parkir sebelah barat. Meski terlihat menumpuk, petugas terkadang tidak mengangkut sampah itu. Padahal, berdekatan dengan permukiman.
Hingga saat ini keberadaan sampah tersebut belum ditangani dengan serius. ”Di dalam pasar memang sudah disediakan tempat untuk menampung sampah. Terkadang ketika saya bersama warga yang lain ingin membuang sampah, gerbangnya sudah ditutup,” katanya kemarin (21/9).
Tumpukan sampah tersebut bukan hanya berasal dari pasar. Sebagian sampah rumah tangga yang sengaja dibuang di sana. Namun, yang membuang sampah di tempat tersebut bukan warga di sekitar pasar, melainkan warga dari kelurahan lain. ”Saya sering melihat warga naik sepeda motor membuang sampah sembarangan,” ujarnya.
Pihaknya berharap pemerintah mengatasi masalah sampah tersebut. Apalagi, drainase di sekitarnya sudah ditutup. Jika musim hujan, akan menghambat aliran air. ”Sampah yang dari pasar itu kan macam-macam. Paling tidak dinas terkait memasang plang untuk melarang warga membuang sampah di situ,” tuturnya.
Kabid Kebersihan dan Persampahan DLH Sampang Akh. Syarifuddin mengaku sudah berkali-kali memasang plang larangan membuang sampah. Namun, selalu dicabut warga. Bahkan, pihaknya pernah menemukan plang tersebut terbakar di tempat sampah.
Pihaknya berjanji akan melakukan sosialisasi kepada ketua RT dan RW di kelurahan tersebut. ”Itu kan juga sampah dari warga, makanya nanti kami akan coba sosialisasi dulu ke warga. Semoga nanti plangnya tidak hilang lagi,” tukasnya. (bil)