SAMPANG – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang sebenarnya sudah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 262,5 juta untuk pembangunan sarana pasar hewan di Desa Aeng Sareh. Tetapi, anggaran yang bersumber dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) itu sampai saat ini belum terealisasi.
Rencananya anggaran Rp 262,5 juta ini akan digunakan untuk membangun musala, toilet, tandon bawah, dan tempat wudu. Warga sudah lama menunggu pembangunan sarana penunjang ini. Sebab, keberadaan musala dan toilet dinilai penting bagi pedagang.
Kabid Pengelolaan Pasar Disperdagprin Sampang Sapta N. Ramlan mengatakan sebenarnya sudah lama rencana pembangunan sarana tersebut tuntas. Namun karena kendala teknis, proses lelangnya molor. Tetapi, saat ini kendala tersebut sudah teratasi.
”Sudah masuk tadi malam ke LPSE. Soalnya LPSE dari kemarin lagi error. Pas mau memasukkan error terus,” katanya kemarin (19/9).
Pembangunan musala, toilet, dan tempat wudu ini sempat dipertanyakan oleh Wakil Ketua DPRD Sampang Amin Arif Tirtana. Terlebih saat disperdagprin hanya melelang proses pembangunan paving pasar tersebut. Semestinya, lanjut Amin, musala dulu yang dibangun baru kemudian paving.
Politikus PPP itu menyebut bahwa pembangunan musala sangat dinanti-nanti oleh warga. Sebab, pasar hewan di Aeng Sareh itu beroperasi siang hingga sore. Bahkan, ada pedagang yang datang sebelum duhur.
”Musala itu sangat penting bagi pedagang. Baik untuk salat Duhur atau salat Asar,” tegas Amin.
”Kalau paving yang dibangun duluan, itu kan harus dibongkar lagi saat bangun musala,” tandasnya.