SAMPANG, Jawa Pos Radar Madura – Sebanyak 232 tenaga kesehatan (nakes) yang berjuang di garda terdepan melawan Covid-19 di Sampang terpaksa gigit jari. Insentif mereka sejak Maret hingga Mei tak kunjung dicairkan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang Agus Mulyadi menegaskan, pihaknya sudah mengajukan pencairan insentif Rp 2.067.272.000 untuk 232 nakes kepada pemerintah pusat. Yakni, untuk MareT, April, dan Mei.
Dana tersebut telah ditransfer oleh pemerintah pusat. Saat ini sudah ada di kas daerah (kasda) Kabupaten Sampang. Namun, berkas pengajuan pencairan masih direvisi oleh admin. Dengan demikian, pencairannya belum bisa dilakukan.
”Iya belum cair insentif nakes di Sampang ini. Berkasnya masih direvisi oleh admin,” ungkap Agus kemarin (18/8).
Total anggaran yang disediakan pemerintah pusat untuk insentif nakes Rp 5,2 miliar. Sementara, yang dianggarkan melalui biaya tak terduga (BTT) dari APBD Sampang sebesar Rp 102 juta per bulan untuk 54 nakes.
”Jadi, kami mengajukan pencairan insentif selama tiga bulan; Maret, April, dan Mei. Kalau dananya sudah ada di rekening kas daerah,” katanya.
Besaran insentif bergantung pada tugas dan tanggung jawab tiap nakes. ”Ada rekap dan ketentuan yang tertuang dalam perbup untuk penyaluran insentif itu. Jadi, besaran insentif yang diterima nakes tidak sama. SK-nya juga sudah kami selesaikan,” tegasnya.
Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Sampang Yuliadi Setiawan mengatakan bahwa uang untuk insentif nakes sudah siap dicairkan. Hanya, pembayaran insentif bisa dilakukan setelah terbit surat keputusan (SK).
”Jika SK-nya sudah ada langsung dibayar karena uangnya sudah siap dan tinggal dicairkan,” katanya.
Pihaknya meminta dinkes segera memenuhi dan melengkapi sejumlah persyaratan untuk pencairan insentif nakes tersebut. ”Pasti ada suatu hal jika tak cair sampai sekarang. Kami akan cek lagi ke dinkes nanti supaya segera ditindaklanjuti apa yang menjadi penyebab lambannya pencairan insentif itu,” janjinya. (rus)