SAMPANG – Warga Sampang positif terpapar Covid-19 jadi lima orang. Itu diketahui setelah ada tambahan satu kasus baru kemarin (18/5). Yakni, seorang perempuan berinisial H yang kesehariannya berjualan kain.
Perempuan berusia 34 tahun itu merupakan warga Kecamatan Pangarengan. Dia dinyatakan positif Covid-19 setelah tes swab melalui PCR keluar kemarin.
”Kesehariannya berjualan kain dan kulakan ke luar Madura. Kemungkinan terpapar saat itu,” ungkap Humas Gugus Tugas (Gugas) Covid-19 Sampang Djuwardi.
Saat ini pihaknya sedang melakukan tracing atau penelusuran terhadap pihak keluarga maupun pihak lain yang pernah bersentuhan langsung dengan H. Dengan demikian, persebarannya tidak meluas. ”Kami saat ini sedang melakukan tracing kepada keluarga pasien juga,” katanya.
Djuwardi kembali mengingatkan masyarakat agar selalu mengikuti anjuran pemerintah. Misalnya, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
”Masyarakat tetap waspada dan selalu memakai masker serta menaati segala imbauan pemerintah,” imbaunya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Sampang Agus Mulyadi mengatakan, pasien yang dinyatakan positif tersebut sudah lama sakit dan dirawat di ruang isolasi balai latihan kerja (BLK). Bahkan sudah sembuh dan kembali ke rumahnya.
”Dia sudah lama yang sembuh. Tapi, hasil swab-nya baru keluar dan dinyatakan positif. Dengan demikian, kami tarik lagi ke BLK untuk dilakukan isolasi,” paparnya.
Hingga kemarin, di Sampang ada lima pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, 8 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 445 orang dengan risiko (ODP).
Sementara itu, tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bangkalan terus bekerja ekstra melakukan tracing pascakaryawan Bank BPR Jatim berinisial B, 53, terpapar Covid-19. Dimungkinkan, banyak yang melakukan kontak langsung dengan pria asal Kecamatan Labang tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan Sudiyo mengutarakan, karyawan Bank BPR Jatim itu termasuk pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG). Atas dasar itu, pengembangan terus digalakkan. Tujuannya, menghentikan persebaran.
”Yang bersangkutan OTG. Kemungkinan kontak langsung dengan orang itu banyak karena dia tidak sakit,” katanya.
Pengembangan sejauh ini dalam pendataan. Sasaran tracing di antaranya karyawan Bank BPR Jatim di Jalan KH Moh. Kholil, nasabah, dan keluarga besarnya. Tiga klaster itu diduga pernah berinteraksi sangat erat dengan pasien Covid-19 ke-23 tersebut.
”Selain keluarga besarnya, ya tentu teman-temannya di BPR Jatim. Termasuk, para nasabahnya,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Yoyok itu tidak bisa memastikan ada berapa orang yang akan di-rapid test. Sebab, sampai sekarang belum selesai pendataan siapa saja yang pernah kontak langsung.
”Tapi, bisa banyak juga. Mungkin tidak jauh berbeda dengan pasien yang di Kramat itu,” sebutnya.
Yoyok menjelaskan, dari hasil tracing itu, tidak semua dilakukan rapid test. Nanti dilihat klasifikasinya. Termasuk, seberapa erat dalam berinteraksi dengan B. ”Ada kriterianya, tidak semua pas di-rapid test. Tergantung nanti melihat peristiwanya,” tuturnya.
Menurut Yoyok, persebaran pasien positif Covid-19 berstatus OTG memang rentan. Sebab, pasien tersebut tidak sakit sehingga bebas berinteraksi dengan siapa pun.
”Kalau sakit dan mengarah ke Covid-19, interaksinya mungkin lebih sempit. Tapi kalau OTG cukup luas,” paparnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk benar-benar jaga jarak selama pandemi Covid-19. Kemudian, tetap pakai masker ketika keluar rumah. ”Yang dikhawatirkan, pernah kontak dengan pasien OTG. Mari sama-sama indahkan protokol Covid-19,” ajaknya. (iqb)