21.4 C
Madura
Tuesday, March 21, 2023

Manfaat Belum Jelas, Reservoir Perlu Diuji

SAMPANG – Pembangunan reservoir pengendali banjir belum mampu menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat setiap tahun. Belum ada tolok ukur yang jelas apakah reservoir benar-benar menghambat laju air menuju Kali Kamoning.

Di Sampang, reservoir yang telah dibangun berjumlah 80 titik. Lokasi reservoir tersebut berada di wilayah hulu. Yakni di Kecamatan Robatal, Kedungdung, Karang Penang, dan Omben. Sebelumnya, ada isu yang berembus bahwa pembangunan reservoir untuk seterusnya akan dihapus.

Kepala Bappelitbangda Sampang Tony Moerdiwanto mengatakan, isu yang mencuat tersebut hanya salah menangkap pesan. Menurut dia, dalam penganggaran harus logis asas manfaatnya. Sementara di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sampang ada banyak bidang. Yakni irigasi, jalan dan jembatan, sungai dan lain-lain.

Baca Juga :  Proyek Pasar Hewan Rp 1,5 Miliar Disoal

”Porsinya memang harus dibagi, tidak hanya sungai yang dipikirkan. Ada banyak bidang lain yang perlu dibangun infrastruktur,” ucap Tony kemarin (18/1).

Dia membenarkan perlu ada efek yang jelas dari pembangunan reservoir sehingga manfaatnya betul-betul dapat dirasakan. Saat ini belum ada tolok ukur yang bisa menjawab itu. ”Apakah pembangunan reservoir mampu mengendalikan banjir atau tidak, perlu dievaluasi agar manfaatnya terlihat,” jelasnya.

Kabid Pengelolaan Sungai DPUPR Sampang Zaiful Muqaddas menyampaikan, sebelum menjadi Kabid di DPUPR, ada sejumlah reservoir yang penempatannya kurang tepat. Salah penempatan justru bisa membuat banjir. Dia mengakui perlu ada evaluasi untuk memastikan lebih jauh.

”Tahun ini pembangunan reservoir tetap lanjut. Kalau dihapus, apakah ada jaminan dengan normalisasi banjir akan hilang? Tidak kan,” katanya.

Baca Juga :  BPN Berdalih Antusiasme Warga Rendah

Dia mengakui perlu ada alat pendeteksi riil untuk mengitung jumlah debit air apakah betul-betul berkurang atau tidak dengan dibangunnya reservoir. Menurut dia, butuh kajian untuk menghitung berapa nilai pengurangan debit akibat pemasukan air.

”Yang pasti ada pengurangan karena reservoir mengendalikan aliran air. Tapi secara riil, belum tahu berapa. Harus ada alat yang mampu menghitung. Baru ada evaluasi apakah reservoir perlu dilanjutkan atau tidak,” jelasnya.

SAMPANG – Pembangunan reservoir pengendali banjir belum mampu menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat setiap tahun. Belum ada tolok ukur yang jelas apakah reservoir benar-benar menghambat laju air menuju Kali Kamoning.

Di Sampang, reservoir yang telah dibangun berjumlah 80 titik. Lokasi reservoir tersebut berada di wilayah hulu. Yakni di Kecamatan Robatal, Kedungdung, Karang Penang, dan Omben. Sebelumnya, ada isu yang berembus bahwa pembangunan reservoir untuk seterusnya akan dihapus.

Kepala Bappelitbangda Sampang Tony Moerdiwanto mengatakan, isu yang mencuat tersebut hanya salah menangkap pesan. Menurut dia, dalam penganggaran harus logis asas manfaatnya. Sementara di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sampang ada banyak bidang. Yakni irigasi, jalan dan jembatan, sungai dan lain-lain.

Baca Juga :  Kurangi Jumlah Pengangguran, 36 Warga Sampang Dibekali Pelatihan Kerja

”Porsinya memang harus dibagi, tidak hanya sungai yang dipikirkan. Ada banyak bidang lain yang perlu dibangun infrastruktur,” ucap Tony kemarin (18/1).

Dia membenarkan perlu ada efek yang jelas dari pembangunan reservoir sehingga manfaatnya betul-betul dapat dirasakan. Saat ini belum ada tolok ukur yang bisa menjawab itu. ”Apakah pembangunan reservoir mampu mengendalikan banjir atau tidak, perlu dievaluasi agar manfaatnya terlihat,” jelasnya.

Kabid Pengelolaan Sungai DPUPR Sampang Zaiful Muqaddas menyampaikan, sebelum menjadi Kabid di DPUPR, ada sejumlah reservoir yang penempatannya kurang tepat. Salah penempatan justru bisa membuat banjir. Dia mengakui perlu ada evaluasi untuk memastikan lebih jauh.

”Tahun ini pembangunan reservoir tetap lanjut. Kalau dihapus, apakah ada jaminan dengan normalisasi banjir akan hilang? Tidak kan,” katanya.

Baca Juga :  Ribuan Nelayan Belum Memiliki TDKPI
- Advertisement -

Dia mengakui perlu ada alat pendeteksi riil untuk mengitung jumlah debit air apakah betul-betul berkurang atau tidak dengan dibangunnya reservoir. Menurut dia, butuh kajian untuk menghitung berapa nilai pengurangan debit akibat pemasukan air.

”Yang pasti ada pengurangan karena reservoir mengendalikan aliran air. Tapi secara riil, belum tahu berapa. Harus ada alat yang mampu menghitung. Baru ada evaluasi apakah reservoir perlu dilanjutkan atau tidak,” jelasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/