SAMPANG – Bencana kekeringan mulai mengancam beberapa daerah di Kabupaten Sampang. Ratusan hektare tanaman padi di sejumlah kecamatan kekurangan air dan terancam gagal panen.
Plt Kepala Dinas Pertanian Sampang Suyono mengatakan, untuk mengetahui perkembangan bencana kekeringan, pihaknya memetakan menjadi tiga. Yakni, sawah kering ringan, sedang, dan berat. Menurut dia, sawah yang kering ringan bisa dibantu dengan pompanisasi.
”Tapi, kalau sawahnya sudah retak, sulit untuk dialiri air,” katanya kemarin (15/6).
Terdapat enam kecamatan yang mulai terdampak kekeringan. Di antaranya Kecamatan Jrengik, Torjun, Kota Sampang, Kadungdung, Camplong, dan Sreseh. Daerah tersebut memang rawan terjadi kekeringan saat musim kemarau.
Tanaman yang tidak teraliri air kemungkinan bisa gagal panen. Kendati demikian, Suyono tidak ingin gegabah mengambil keputusan. Dalam dua pekan ke depan, pihaknya akan melakukan kajian terhadap perkembangan cuaca.
”Tentunya kalau tidak ada hujan, yang kering ringan bisa kering sedang, dan yang kering sedang bisa kering berat. Kami masih menunggu perkembangan setiap minggu. Beberapa tanaman sudah kering berat, karena kondisi tanah sudah mulai pecah-pecah dan tanaman sudah kering,” ungkapnya.
Kekeringan terjadi sejak pertengahan Mei. Padahal sebelumnya diprediksi akan terjadi hujan susulan. Namun, prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meleset.
Dari laporan yang diterimanya, hingga saat ini terdapat 600 hektare sawah yang mengalami kekeringan. ”Sejak Mei sudah mengalami kekeringan. Makanya, kami mengimbau kepada petani, sepanjang ada sumber air di sekitar sawah sebaiknya dimanfaatkan untuk dialirkan ke sawah,” tukasnya. (bil)