SAMPANG – Keracunan masal yang menimpa siswa di sekolah atau di hajatan warga sudah lumrah. Tetapi bila keracunan masal itu terjadi di pusat pelayanan kesehatan tentu mengejutkan. Peristiwa ini benar-benar terjadi di Puskesmas Karang Penang. Saat ini sebagian korbannya belum pulih total.
Senin (9/9) menjadi hari yang istimewa bagi pegawai Puskesmas Karang Penang. Mereka tidak hanya mengerjakan kegiatan rutin. Di hari itu, kantor tersebut menggelar acara lepas pisah pegawai yang purnatugas.
Acara dikemas dengan sederhana dan penuh dengan kekeluargaan. Tidak ada menu spesial pada momen tersebut. Hanya nasi kotak dan air mineral. Puluhan karyawan mencicipi makanan yang sudah disediakan. Pemain electone juga memakannya dengan lahap.
Tidak ada yang janggal pada hari lepas pisah itu. Semua pegawai yang hadir pulang dengan keadaan baik-baik saja. Tetapi keesokan harinya, peristiwa yang tidak diduga-duga terjadi. Sebanyak 42 orang pegawai yang mengikuti lepas pisah mengalami keracunan. Mereka sakit perut, muntah-muntah, dan diare.
Kabar keracunan masal ini awalnya hanya desas-desus. Sebab, pegawai Puskesmas Karang Penang menyebar di berbagai kecamatan. Ada yang tinggal di Karang Penang. Ada yang berasal dari Kota Sampang. Ada pula yang dari Kecamatan Proppo, Pamekasan. Tetapi, lambat laun menyebar dan diketahui masyarakat umum.
Tim dari Dinas Kesehatan Sampang melakukan kunjungan ke Puskesmas Karang Penang. Bahkan, Tim Reskrim Polres Sampang juga telah meminta keterangan atas peristiwa tersebut.
Jawa Pos Radar Madura (JPRM) mendatangi Puskesmas Karang Penang kemarin (12/9). Saat itu wartawan JPRM ditemani anggota DPRD Sampang asal Karang Penang Hosni. Sejumlah pejabat di lingkungan puskesmas mempersilakan kami meninjau aula tempat digelarnya acara.
Kepala Bagian Rawat Inap Puskesmas Karang Penang Djamaluddin mengatakan, informasi keracunan masal ini semula memang disimpan rapat-rapat. Bahkan, dalam penanganan korban dilakukan sendiri tanpa melibatkan pihak luar. Khawatir bila diketahui publik akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
”Khawatirnya nanti kalau itu sampai mencuat, muncul tanda tanya, kok bisa orang kesehatan kena kayak gitu. Memang siapa yang mengharapkan,” kata Djamaluddin.
Djamaluddin tidak bisa memastikan penyebab keracunan masal. Tetapi pihaknya menduga, keracunan terjadi akibat makanan kotak yang dihidangkan saat acara. Sebab, tidak ada menu lain yang tersaji hari itu. ”Air minumnya air kemasan,” jelasnya.
Tetapi pihaknya tidak bisa memastikan kejadian tersebut karena nasi kotak. Sebab, ada yang juga mengonsumsi tapi tidak mengalami keracunan. Seperti pemain electone yang menurutnya tidak mengalami keracunan.
Pasca kejadian itu, banyak pegawai yang tidak bisa masuk kantor. Bahkan hingga kemarin, masih ada 12 pegawai yang menjalani perawatan. Termasuk, Kepala Puskesmas Karang Penang Suhartono juga tidak masuk kantor akibat keracunan.
”Kalau bapak kepala puskesmas dirawat di rumahnya, beliau masih diinfus,” tambahnya diamini oleh tiga tim dokter Puskesmas Karang Penang Sahirol Arif, Beni Irawan, dan Eka.
Para korban keracunan masal ini rata-rata berobat sendiri di rumah. Untuk yang tinggal di wilayah Karang Penang diharapkan berobat di puskesmas. Sedang yang jauh dari puskesmas dikirimi obat.
Pihak puskesmas bersyukur karena korban tidak perlu dirujuk ke rumah sakit. Meski demikian, kejadian tersebut tetap menjadi bahan evaluasi bersama. Tim Polres Sampang juga menyorotinya. ”Tim Reskrim Polres Sampang tadi malam sudah melakukan klarifikasi ke sini. Nama-nama korban sudah didata dan dilaporkan ke Kapolres,” tegasnya.
Anggota DPRD Sampang Hosni berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang. Dia juga berharap puskesmas bertanggung jawab terhadap para korban. ”Sekarang yang harus disikapi, korban betul-betul sembuh seperti semula,” tukas politikus PPP tersebut.