SAMPANG – Nasib SDN Pajeruan 4 masih terkatung-katung. Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang belum memberikan jalan keluar atas kerusakan dan kekurangan ruangan kelas di sekolah tersebut. Pasalnya, laporan kerusakan dalam data pokok pendidikan (dapodik) tidak sama dengan fakta lapangan.
Plh Kasi Sarpras dan Pembinaan SD Disdik Sampang Abdul Rahman mengungkapkan, berdasarkan dapodik, sekolah terdapat dua ruang kelas. Dalam laporan itu tertulis kondisi sekolah masuk ketegori rusak sedang. Sementara luas tanah sekolah sekitar 15 x 20 meter.
”Yang memasukkan data ke dapodik itu operator sekolah. Makanya, kami bingung karena tidak separah seperti yang terlihat sekarang,” katanya kemarin (12/2).
Karena itu, sekolah sulit untuk mendapatkan bantuan. Sebab, sekolah yang mengalami kerusakan tidak sedikit. Apalagi, saat ini hampir semua bantuan mengacu pada dapodik masing-masing sekolah.
Terkadang, lanjut Rahman, sekolah sengaja tidak melaporkan kondisi yang sebenarnya menjelang akreditasi sekolah. Tujuannya, agar nilai akreditasinya tidak turun. ”Kalau melihat sekolah yang rusak bukan hanya (SDN) Pajeruan 4. Banyak sekolah lain yang sangat membutuhkan,” ujarnya.
Pihaknya meminta agar sekolah memperbarui dapodik. Dalam setahun dapodik harus diperbarui dua kali. Pasalnya, pemerintah pusat memantau perkembangan dapodik di setiap sekolah.
Meski begitu, Rahman memastikan bahwa sekolah di perbatasan Desa Ombul dan Pajeruan tersebut tidak masuk dalam dana alokasi khusus (DAK) tahun ini. Begitu juga dengan bantuan dana alokasi umum (DAU). ”Kami belum tahu apakah sudah lapor Kades atau kecamatan agar diusulkan melalui DAU,” jelasnya.
Terdapat tiga sumber dana yang bisa digunakan untuk renovasi sekolah. Yakni menggunakan DAK, DAU, dan bantuan dari Kementerian PUPR. Untuk mendapatkan DAU melalui musrenbangkab. Sementara untuk bantuan dari DAK dan Kementerian PUPR mengacu pada dapodik sekolah. ”Tentu tidak bisa mem-back up semua sekolah yang rusak. Tetap memprioritaskan yang paling parah,” tuturnya.
Kepala SDN Pajeruan 4 Witanto mengatakan, pihaknya belum mengetahui pasti dapodik sekolah yang dipimpinnya. Pihaknya sudah berkomunikasi dengan Disdik Sampang untuk mengatasi masalah tersebut. ”Khawatir ada salah persepsi. Saya akan cek dapodik sekolah dulu. Untuk penanganan sekolah, kami masih menunggu panggilan dari dinas,” tukasnya.
SDN Pajeruan 4 memiliki 138 siswa yang terdiri atas enam kelas. Meski begitu, sekolah tersebut hanya memiliki dua ruangan kelas dan satu tidak terpakai karena rusak. Saat ini siswa tersebut menempati ruangan seadanya untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Bahkan, menumpang di rumah warga. (bil)