23.9 C
Madura
Sunday, April 2, 2023

Selera Dapur Bupati Sampang Slamet Junaidi Selama Ramadan

Menu buka puasa dan sahur Bupati Sampang Slamet Junaidi tak semewah yang dibayangkan. Makanan kesukaan kepala daerah itu hampir sama dengan yang dikonsumsi warganya.

SELERA dapur Bupati Slamet Junaidi pada momentum Ramadan terbilang sederhana. Salah satu menu yang disukai saat buka puasa yaitu ikan asin dan urap-urap alor. Hal itu diungkapkan istri tercinta, Mimin Haryati kepada Jawa Pos Radar Madura (JPRM).

Menu buka puasa yang dihidangkan ketua TP PKK Sampang itu berbeda-beda. Selain ikan asin dan urap-urap alor, suaminya juga suka masakan jenis ikan seperti ikan teri, ikan bawal, dan gurame. Sayur asam juga sering disajikan sebagai pelengkap masakan yang lain.

”Sebenarnya menu makanan Bapak Bupati sama seperti warga yang lainnya. Mungkin ada yang sedikit berbeda kalau bulan Ramadan,”  ungkapnya.

Baca Juga :  Nawardi Siap Kawal Syaikhona Muhammad Kholil

Meski sudah lama tinggal di luar Madura, lidah Haji Idi masih rasa desa. Buktinya, selain mengonsumsi kolak, mantan anggota DPR RI itu terkadang minta disediakan singkong goreng, martabak segitiga bihun, bahkan kerupuk cangrep untuk menghiasi meja makan. Biasanya makanan tersebut dimakan setelah salat Tarawih.

”Sehabis salat Tarawih selalu minta makanan khas daerah. Biasanya menu makanannya ganti-ganti,” imbuh perempuan berkerudung itu.

Khusus untuk menu sahur, ibu empat anak itu menyiapkan menu yang berbeda dengan saat berbuka. Opor ayam yang sudah digoreng ditambah sayur bening atau daun kelor menu yang disenangi saat santap sahur. Biasanya, Haji Idi lebih suka makan dengan nasi jagung.

Baca Juga :  DPRD Beri Rapor Merah Kinerja Pemkab Sampang

”Dulu Bapak sukanya kepiting dan udang. Tapi karena sekarang ada kolesterol, jadi dikurangi untuk menjaga kesehatan,” imbuhnya.

Meski begitu, Haji Idi tidak bisa setiap hari menikmati masakan Mimin. Sebab, agenda kedinasan di bulan puasa cukup padat, sehingga momen buka puasa bersama keluarga sering dirindukan. Mimin memiliki cara sendiri untuk menyiasati agar tetap bisa berkumpul dengan keluarga.

Selama bulan Ramadan sepulang dari salat Tarawih, keluarga bupati membiasakan berkumpul. Mereka menceritakan aktivitas yang dijalani. Kemudian setelah sahur, mereka berkumpul lagi untuk memberi tahu agenda yang akan dijalankan.

”Nah, setelah salat Subuh berjamaah, kami tadarus. Sesibuk apa pun, kami luangkan waktu untuk ngumpul,” pungkas Mimin. (bil/luq)

Menu buka puasa dan sahur Bupati Sampang Slamet Junaidi tak semewah yang dibayangkan. Makanan kesukaan kepala daerah itu hampir sama dengan yang dikonsumsi warganya.

SELERA dapur Bupati Slamet Junaidi pada momentum Ramadan terbilang sederhana. Salah satu menu yang disukai saat buka puasa yaitu ikan asin dan urap-urap alor. Hal itu diungkapkan istri tercinta, Mimin Haryati kepada Jawa Pos Radar Madura (JPRM).

Menu buka puasa yang dihidangkan ketua TP PKK Sampang itu berbeda-beda. Selain ikan asin dan urap-urap alor, suaminya juga suka masakan jenis ikan seperti ikan teri, ikan bawal, dan gurame. Sayur asam juga sering disajikan sebagai pelengkap masakan yang lain.


”Sebenarnya menu makanan Bapak Bupati sama seperti warga yang lainnya. Mungkin ada yang sedikit berbeda kalau bulan Ramadan,”  ungkapnya.

Baca Juga :  Datangi TPS Pakai Motor, Bupati Imbau Gunakan Hak Pilih Sesuai Nurani

Meski sudah lama tinggal di luar Madura, lidah Haji Idi masih rasa desa. Buktinya, selain mengonsumsi kolak, mantan anggota DPR RI itu terkadang minta disediakan singkong goreng, martabak segitiga bihun, bahkan kerupuk cangrep untuk menghiasi meja makan. Biasanya makanan tersebut dimakan setelah salat Tarawih.

”Sehabis salat Tarawih selalu minta makanan khas daerah. Biasanya menu makanannya ganti-ganti,” imbuh perempuan berkerudung itu.

Khusus untuk menu sahur, ibu empat anak itu menyiapkan menu yang berbeda dengan saat berbuka. Opor ayam yang sudah digoreng ditambah sayur bening atau daun kelor menu yang disenangi saat santap sahur. Biasanya, Haji Idi lebih suka makan dengan nasi jagung.

Baca Juga :  Revitalisasi Pasar Belum Terlaksana
- Advertisement -

”Dulu Bapak sukanya kepiting dan udang. Tapi karena sekarang ada kolesterol, jadi dikurangi untuk menjaga kesehatan,” imbuhnya.

Meski begitu, Haji Idi tidak bisa setiap hari menikmati masakan Mimin. Sebab, agenda kedinasan di bulan puasa cukup padat, sehingga momen buka puasa bersama keluarga sering dirindukan. Mimin memiliki cara sendiri untuk menyiasati agar tetap bisa berkumpul dengan keluarga.

Selama bulan Ramadan sepulang dari salat Tarawih, keluarga bupati membiasakan berkumpul. Mereka menceritakan aktivitas yang dijalani. Kemudian setelah sahur, mereka berkumpul lagi untuk memberi tahu agenda yang akan dijalankan.

”Nah, setelah salat Subuh berjamaah, kami tadarus. Sesibuk apa pun, kami luangkan waktu untuk ngumpul,” pungkas Mimin. (bil/luq)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/