Nama Fauzan Adima sangat familier bagi masyarakat. Wakil Ketua DPRD Sampang itu sering menghiasi pemberitaan di media. Dia termasuk wakil rakyat yang vokal menyuarakan kepentingan masyarakat.
NAMA pria kelahiran 20 Juni 1976 itu juga kerap keluar sebagai nomine Madura Awards (MA). Event spektauler yang diselenggarkan Jawa Pos Radar Madura (JPRM) ini untuk mengapresiasi peran tokoh Madura. Nama Fauzan Adima pula yang kerap mendapat banyak dukungan pembaca dan keluar sebagai pemenang.

Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sampang itu enam kali berturut-turut menerima penghargaan MA. Mulai dari kategori pejabat publik, kategori tokoh politik, dan kategori tokoh pendidikan. Penghargaan pertama diraij pada 2016sebagai juara dua tokoh politik.
Penghargaan MA 2022 sebagai pejabat publik terpopulerIII. Trofi dan piagam itu diterima mulai pada 2016, 2017,2018, 2019, 2021, dan 2022. Tahun 2020 kosong karena kegiatan tahunan itu memang tidak digelar lantaran pandemi Covid-19.
Fauzan dinobatkan sebagai tokoh pendidikan bukan tanpa alasan. Sosok ini bisa disebut sebagai politikus yang akademis. Dia menempuh pendidikan hingga strata 3 (S–3). Dia berhasil meraih gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Surabaya.
Pendidikannya dimulai dari SDN 1 Tambelangan, SMPN 1 Tambelangan, dan SMAN 3 Bekasi, Jawa Barat. Kemudian, S–1 Universitas Trunojoyo Madura, S–2 Ubaya Surabaya, dan S–3 Untag Surabaya.
Bagi Fauzan, popularitas bukan tujuan utama. Dirinya hanya menjalankan peran yang telah menjadi tanggung jawab demi mendukung kemajuan Sampang dan Madura secara umum.
Menurut dia, bukan berarti karena terkenal, otomatis disukai semua orang. Dirinya tidak menampik bahwa masih ada yang mencibir apa pun yang telah dicapai. Tetapi, dirinya tidak pernah patah arang untuk terus bisa berkontribusi kepada masyarakat.
Sekretaris DPC Partai Gerindra Sampang itu juga tidak membatasi diri dengan masyarakat. Baik petani, pedagang, nelayan, ulama, tokoh masyarakat, dan lainnya. Baginya, berbaur dengan masyarakat tidak perlu menunggu momen tententu seperti gawe politik.
Baginya sangat payah apabila membantu masyarakat hanya demi kepentingan politik. ”Kami tidak mencari popuralitas, karena itu bukan tujuan utama. Paling penting adalah berkontribusi untuk bangsa dan negara yang bisa dimulai dari Kabupaten Sampang,” jelasnya. (jun/luq)