SAMPANG – Sudah sepekan sebagian perantau asal Sampang yang dari Papua pulang ke kampung halaman. Tetapi, hingga kemarin (6/10) mereka belum menerima bantuan sosial dari Pemkab Sampang. Bantuan yang diterima baru dari pemerintah provinsi saat mereka tiba dari Papua.
Seorang pengungsi asal Kecamatan Omben Suhartatik, 45, berharap mendapat bantuan dari pemerintah kabupaten. Sebab, ketika pulang dari Papua tidak membawa harta benda. Uang simpanan sekitar Rp 10 juta, emas 15 gram, beserta BPKB mobil tertinggal di kontrakan saat huru-hara terjadi di Wamena.
Dia yakin harta benda itu sudah ludes terbakar. Sebab, kontrakan tempat dia tinggal dibakar para demonstran. ”Saya sedih kalau mengingat itu,” kata perempuan yang bekerja sebagai pembuat kue dan penjual nasi di distrik Wamena, Jayawijaya, Papua tersebut.
Pengungsi lainnya Zainiyah, 38, juga berharap bantuan pemkab. Di Sampang dia tidak punya pekerjaan. Dia berencana ingin kembali ke Papua setelah keadaan kembali kondusif.
Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) Dinas Sosial Sampang Zainal Fatah tidak bisa memastikan apakah pemkab akan memberikan bantuan sosial atau tidak. Sebab, dirinya tidak berwenang memutuskan. Keputusan akhir tetap ada di kepala dinas atau bupati. ”Itu kalau masalah bantuan yang dari pemkab, saya kurang tahu. Soalnya itu antara pimpinan nantinya,” jelasnya.
Sebenarnya para pengungsi itu sudah mendapat bantuan dari pemprov, yakni berupa sembako dan uang tunai Rp 1 juta. Bantuan tersebut diserahkan saat pengungsi baru tiba dari Papua.
Di Sampang masih menunggu kebijakan dari pimpinan. Dia juga tidak bisa memastikan apakah saat ini ada pos anggaran untuk pengungsi Papua atau tidak. ”Kalau memang ada, pasti akan disalurkan,” tukasnya.