SAMPANG – Jembatan penghubung menuju Hutan Kera Nepa di Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Sampang, ambruk enam bulan lalu. Namun, sampai sekarang belum diperbaiki oleh pemerintah. Warga sekitar membuat jembatan alternatif dari kayu supaya pengunjung bisa melintas menuju tempat wisaya itu.
Rusma, 45, warga desa setempat mengungkapkan, jembatan di depan pintu masuk menuju Hutan Kera Nepa ambruk sejak lama. Menurut dia, itu disebabkan luapan air sungai yang sangat deras. ”Itu ambruk pada musim hujan awal tahun ini. Saat itu angin kencang,” ungkapnya Kamis (5/10).
Dia mengungkapkan, karena pemerintah tidak segera memperbaiki, warga berinisiatif untuk membuat jembatan alternatif. Sebab, sejak jembatan ambruk, pengunjung kesulitan untuk masuk ke Hutan Kera Nepa. ”Alhamdulillah, pengunjung terbantu dengan adanya jembatan alternatif itu. Perbaikannya lamban memang,” ujarnya.
Karena itu, dia meminta pemerintah segera memperbaiki kerusakan jembatan itu. Dengan begitu, pengunjung yang datang lebih nyaman dan semakin diminati. ”Semoga jembatan itu segera diperbaiki,” harapnya.
Kepala Disporabudpar Sampang Aji Waluyo mengungkapkan, kerusakan jembatan direncanakan diperbaiki tahun depan. Perbaikan akan menggunakan anggaran kelompok masyarakat (pokmas). Sebab, anggaran di dinasnya terbatas. ”Anggaran kami sangat terbatas. Maka, kami minta bantuan dari dinas lain,” terangnya.
Setelah diperbaiki, pihaknya berharap masyarakat ikut menjaga fasilitas di lingkungan Hutan Kera Nepa. Dengan begitu, kelestarian salah satu tempat wisata alam bersejarah di wilayah pantura itu tetap terjaga. ”Kami akan upayakan untuk terus melakukan pengembangan terhadap fasilitas di wisata Hutan Kera Nepa itu,” janjinya.