SAMPANG, Jawa Pos Radar Madura – Bupati Slamet Junaidi dan Wabup Abdullah Hidayat tidak hanya fokus pada program yang digagas jajarannya. Tapi, juga komitmen merealisasikan rencana bupati dan Wabup periode sebelumnya.
Salah satu program yang digagas bupati dan Wabup periode sebelumnya yang sedang digarap adalah megaproyek jalan lingkar selatan (JLS). Konon, proyek tersebut sudah direncanakan sejak 2007 silam.
Setelah belasan tahun tidak ada kabar, proyek JLS menjadi ditetapkan sebagai salah satu program prioritas Bupati Slamet Junaidi dan Wabup Abdullah Hidayat. Buktinya, pembebasan lahan berhasil dituntaskan pada 2020.
Proyek tersebut mendapat apresiasi dan dukungan dari warga yang rumahnya berada di sekitar proyek JLS. Tepatnya di Desa Pangongsean, Kecamatan Torjun. Buktinya, warga rela mendapat ganti untung.
Marsali, merupakan salah satu warga Desa Pangongsean yang rela sawahnya dibeli oleh Pemkab Sampang. Pria berusia 56 tahun itu mengakui, megaproyek JLS melintasi lahan pertaniannya.
”Proyek pembangunan JLS sangat menguntungkan bagi masyarakat. Utamanya, yang memiliki tanah di sekitar JLS. Sebab, setiap tahun harga tanah akan merangkak naik. Perekonomian warga sekitar juga akan tumbuh,” paparnya.
Dijelaskan, megaproyek pembangunan JLS melewati dua petak lahannya. ”Saya jual ke pemkab karena ini demi kepentingan bersama. Per meternya Rp 260 ribu. Kalau tidak keliru saya dapat uang Rp 80 juta,” terangnya.
Marsali mengakui, uang ganti untung sebesar Rp 80 juta tersebut tidak digunakan untuk membeli lahan kembali. Sebab, dia menyatakan tidak memiliki uang tambahan. ”Sudah dibayar, saya pakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” tandasnya. (iqb/yan)