SAMPANG – Keberadaan Pasar Margalela di Jalan Syamsul Arifin, Kelurahan Polagan, Kota Sampang, terus menjadi sorotan. Sebab, pasar yang dibangun dengan dana sekitar Rp 14 miliar itu belum ditempati. Masih ada 142 los dibiarkan mangkrak.
Data tersebut disampaikan Kabid Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang Sapta Nuris Ramlan, Kamis (5/4). Pedagang yang mendaftar untuk menempati mencapai 565 orang. Sementara pasar hanya tersisa 142 kios yang bisa ditempati pemohon baru.
”Belum beroperasi memang, karena kami masih proses untuk mengundi dan mendata pedagang yang akan menempati pasar itu,” katanya.
Ada 44 pemohon dari 565 yang belum mencantumkan jenis dagangan. Alamat pemohon juga tidak jelas. Misalnya, hanya mencantumkan nama desa. ”Tim kami sedang mencari untuk mendata 44 pedagang yang belum jelas itu,” terangnya.
Jika semua data pemohon lengkap, pihaknya akan mengundi 565 pedagang yang akan menempati 142 los. Sistem pengundian dinilai paling adil dan efektif. ”Kami akan undi nanti, karena pendaftarnya banyak biar adil dan tidak terjadi konflik,” paparnya.
Pihaknya menegaskan, Pasar Margalela sudah dilimpahkan dan struktur pengelola sudah terbentuk. Petugas keamanan yang akan bertugas di pasar tersebut sudah ada. ”Kami bagi tiga blok. Blok A khusus dagangan basah. Blok B untuk konfeksi. Blok C itu untuk alat elektronik,” terangnya.
Anggota Komisi II DPRD Sampang Syamsuddin menilai pemkab lamban mengoperasikan pasar itu. Pasar tersebut sudah diserahterimakan dan ditunggu pedagang. ”Lebih setahun bangunan itu mangkrak. Segera ditempati dan dioperasikan. Jangan terlalu banyak alasan,” singkatnya.
Menurut dia, jika bangunan pasar dibiarkan, khawatir akan rusak. Sebab, selama itu pula tidak dilakukan perawatan. ”Bangunan yang tak ditempati itu mudah rusak,” katanya.