SAMPANG – Bercocok tanam menggunakan sistem hidroponik cocok dilakukan di masa pandemi Covid-19. Hasil tanaman ini bisa membantu memenuhi kebutuhan pangan lokal.
Cara bercocok tanam ini belum banyak dilakukan di Sampang. Hingga saat ini hanya 30 orang. Bahkan dari puluhan orang tersebut, hanya 15 yang aktif mengelola. Sementara lainnya kesulitan pemasaran. ”Tersebar di Kecamatan Ketapang, Banyuates, dan Sampang,” terang Plt Kepala Dinas Pertanian Sampang Suyono.
Menurut Suyono, pemasaran menjadi salah satu kendala pelaku hidroponik. Sebab, ketika dijual ke pasar, murah. Sehingga, yang semula menanam 100 batang, kini hanya menanam 50 batang.
Beberapa waktu lalu disperta mencoba mengumpulkan semua pelaku hidroponik. Tujuannya, agar mereka kembali menanam dan mengembangkan. Dengan demikian, kebutuhan pangan lokal di masa pandemi Covid-19, seperti sayur-sayuran dapat terpenuhi oleh mereka. Dinas akan membantu di bidang pemasaran.
Selain dapat membantu memperkuat kebutuhan pangan lokal, tanaman hidroponik ini juga memiliki beberapa kelebihan. Yakni, tidak ada obat-obatan kimia dalam pengembangannya, serta kualitas hasilnya lebih bersih. ”Yang mereka tanam itu biasanya ada kangkung, sawi hijau, selada, daun mint, dan lainnya,” imbuh Suyono.
Ketua DPRD Sampang Fadol menyampaikan, tanaman hidroponik memang penting untuk dikembangkan. Terutama di masa Covid-19 seperti ini. ”Dinas terkait harus terus mendorong masyarakat terutama anak-anak milenial agar mau terjun ke bidang itu agar semakin banyak pelaku hidroponik di Sampang,” katanya. (iqb/luq)
Hidroponik Solusi Pangan Lokal