SAMPANG – Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Sampang tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu terdapat pasien dalam pengawasan (PDP). Satgas tidak perlu merujuk ke RSUD Syamrabu Bangkalan atau RSUD Smart Pamekasan. Saat ini RSUD Mohammad Zyn Sampang juga ditunjuk untuk menjadi rumah sakit rujukan Covid-19.
Koordinator Satgas Kesehatan Agus Mulyadi membenarkan pemerintah provinsi menetapkan RSUD Sampang sebagai RS rujukan Covid-19. Hal itu menyusul kekhawatiran pemerintah daerah tentang persebaran Covid-19. Apalagi, kondisi saat ini semakin mencemaskan.
Pihaknya belum mendeteksi adanya PDP. Karena itu, hingga saat ini Kota Bahari berada di zona hijau Covid-19. Pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan screening. ”Pemerintah provinsi menetapkan 75 rumah sakit termasuk Sampang sebagai RS rujukan,” katanya kemarin (1/4).
Penentuan RS rujukan tersebut membutuhkan beberapa persyaratan. Di antaranya, harus memiliki dokter spesialis paru, menyediakan ruangan isolasi, dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti laboratorium.
RSUD Mohammad Zyn Sampang sudah memenuhi persyaratan untuk RS rujukan. Rumah sakit pelat merah tersebut memiliki satu dokter spesialis paru. Di samping itu, pihaknya sudah menyediakan tempat isolasi di Balai Pelatihan Kerja (BLK) Sampang. ”Kita harus siap. Sumber daya, baik tenaga, sarana dan prasarana harus dilengkapi,” ungkapnya.
Kendati begitu, tidak semua pasien bisa ditangani RSUD Sampang. Pelayanan yang diberikan hanya bagi PDP yang memiliki gejala ringan dan sedang. Jika terdapat PDP dengan gejala berat dan positif Covid-19 harus dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
”Pertama kita lakukan pemeriksaan atau screening. Kemudian nanti pilah. Kalau keluhannya ringan, kemungkinan diisolasi di BLK,” tutur Agus.
Sementara itu, pelacakan orang-orang yang berkontak langsung dengan pasien positif Covid-19 di Pamekasan masih berlangsung. Hingga kemarin (1/4) Satgas Pencegahan Covid-19 Pamekasan menyampaikan bahwa rapid test masih stagnan di angka 24 orang.
Juru Bicara Satgas Penanggulangan Bencana Non-Alam dan Pencegahan Covid-19 Pamekasan Achmad Marsuki menjelaskan bahwa proses pelacakan masih berlanjut. Satgas tidak henti-hentinya melakukan rapat dan tracing orang-orang yang berkontak langsung dengan pasien positif korona. Orang-orang tersebut akan menjadi prioritas dalam rapid test.
Pemkab Pamekasan hanya mendapat plotting 120 alat rapid test dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Jatah tersebut dibagi dua. Sebanyak 60 buah untuk RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan dan 60 untuk dinas kesehatan (dinkes). Pihaknya masih akan merapatkan dengan satgas kemungkinan melakukan rapid test secara masal atau tidak.
”Kalau kepada masyarakat luas kemungkinan ada protap lagi,” tambah lelaki yang juga menjabat Plt Kadinkes Pamekasan tersebut.
Hasil rapid test 24 orang terdiri atas, 17 tenaga medis dan orang tua, 7 sisanya adalah keluarga yang berkontak langsung menunjukkan negatif. Hingga kemarin 24 orang itu tidak menunjukkan indikasi yang mengarah ke Covid-19. Rapid test tidak hanya selesai satu kali. Prosedurnya, akan ada tes lagi tujuh hari kemudian.
Ketua Tim Satgas Covid-19 Internal RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan dr Syaiful Hidayat membenarkan bahwa rapid test memang semestinya diulang sebanyak dua kali untuk validasi hasil. ”Harusnya swab, tapi alat tes swabnya kan susah untuk orang sebanyak itu,” ungkap Syaiful Hidayat. (bil/ky)