SAMPANG, Jawa Pos Radar Madura – Realisasi bantuan sosial (bansos) guru ngaji 2020 menyisakan masalah. Hingga saat ini terdapat 333 guru ngaji yang terdata sebagai penerima belum menerima menerima bantuan. Pihak BRI Sampang selaku bank penyalur mengakui ada kesalahan.
Guru ngaji asal Desa Plakaran Ali Abbas tercatat sebagai penerima bansos sejak 2019. Pada tahun tersebut menerima honor dengan normal. Tahun berikutnya harus gigit jari karena hingga sekarang belum dicairkan.
Pada 2020 sekitar 24 guru ngaji yang tercatat sebagai penerima bansos tapi belum menerima. Dia bersama guru ngaji lain berupaya untuk mendapatkan haknya. Hingga sekarang tersisa 8 rekening yang belum menerima bansos. ”Kita semua sudah punya buku rekening dari BRI. Saya belum tahu masalahnya apa,” katanya kemarin (31/8).
Plt Kepala Disdik Sampang Nor Alam menjelaskan, penentuan penerima bansos guru ngaji ditentukan melalui SK bupati. Jumlah guru ngaji yang berhak mendapatkan honor dari Pemkab Sampang 6 ribu orang. Guru ngaji yang tidak tercatat dalam SK bupati tidak masuk dalam penerima bansos.
Disdik Sampang sudah menentukan daftar penerima bansos guru ngaji. Setelah SK bupati selesai, DPRD Sampang mengevaluasi daftar penerima. Sebab, terdapat penerima bansos yang dianggap tidak tepat sasaran. ”Kita kasih SK-nya ke DPRD. Jadi ada perubahan nama penerima sehingga kami harus mengubah SK bupati,” jelasnya.
Setelah perubahan SK, disdik memberikan data penerima bansos kepada bank penyalur. Proses pencairan honor kepada guru ngaji sudah berjalan. Tiba-tiba ada yang melapor kepada bupati bahwa ada guru ngaji yang namanya tidak tercatat sebagai penerima bansos pada 2020.
Akhirnya, bupati meminta untuk mengubah penerima bansos ke data awal. Sementara usulan data dari DPRD rencananya akan dimasukkan jika ada penambahan kouta. ”Nah, yang kami khawatirkan ada yang sudah dicairkan tapi di SK (perubahan kedua) tidak ada,” terangnya.
Nor Alam menegaskan, masalah yang terjadi dalam penyaluran tidak ada kesengajaan. Dia juga memastikan anggaran bansos yang belum dicairkan masih ada di BRI. Sejak awal pihaknya sudah mewanti-wanti pihak bank agar berhati-hati saat proses pencairan. ”Sebab ada laporan ke kami jika guru ngaji menerima dua kali transfer. Itu sudah tanggung jawab bank penyalur,” ungkapnya.
Relation Manager KC BRI Sampang Fathur Rosi membenarkan jika ada kelebihan transfer kepada penerima bansos. Hal itu merupakan kesalahan dari pihak bank. Namun, dana tersebut sudah ditarik secara otomatis.
Berkaitan dengan guru ngaji yang belum dicairkan bansos pihaknya mencatat 333 orang. Namun, data tersebut ada yang tidak sama ketika dipadukan dengan data disdik. Data guru ngaji yang belum dicairkan di disdik sekitar 460-an. ”Pasti ada selisih karena ada perubahan SK. Makanya kita cari dulu permasalahannya. Kalau memang ada di SK kita akan cairkan,” tuturnya.