SUMENEP, Jawa Pos Radar Madura – Menjadi aktivis bukanlah keputusan tanpa alasan bagi Nelly Agustine. Sebab, dari sinilah perempuan kelahiran 1995 itu mampu lebih banyak menemui pengalaman positif. Menambah wawasan pengetahuan dan bisa lebih banyak bermafaat untuk orang lain.
Saat menjadi mahasiswa bergabung dengan Himpunan Hahasiswa Islam (HMI). Menjadi bagian dari Korp HMI-Wati (Kohati) membuat dirinya banyak berinteraksi dalam ruang yang lebih luas. Ikut serta dalam diskusi intelektual untuk mengkaji sebuah persoalan. Aksi protes di jalanan terhadap kebijakan pemerintah juga biasa dilakukan.
Perempuan asal Desa Benaresep Timur, Kecamatan Lenteng, itu kemudian didapuk sebagai ketua Kohati Cabang Sumenep sampai sekarang. Butuh proses panjang yang membuat dirinya semakin matang menjadi aktivis HMI perempuan. Sehingga, diktum yang terkenal ”hasil tak pernah mengkhianati proses” juga tercermin dalam dirinya.
”Saya terpilih sebagai ketua Kohati HMI Sumenep sejak 2018 melalui Forum Musyawarah Kohati Cabang Sumenep. Tapi, rasanya masih sedikit sumbangsih yang saya dedikasikan untuk HMI,” jelas alumnus Univesitas Wiraraja itu.
Waktu, tenaga, dan pikiran selama menjadi mahasiswa lebih banyak diluangkan untuk mengabdi di HMI. Sebab dirinya percaya pengalaman inilah bisa menjadi modal memiliki kapabilitas sebagai aktivis. ”Singkatnya, Nelly Agustine adalah HMI dan HMI adalah Nelly Agustine,” tuturnya. (jun)