SUMENEP – Isu politik uang dengan berbagai modus telah marak terjadi di tingkat nasional. Tapi, di tingkat lokal, politik uang masih samar. Bahkan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumenep mengaku belum mendapatkan informasi tentang adanya politik uang.
Ketua Bawaslu Sumenep Anwar Noris mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan data tentang politik uang. Baik dalam bentuk laporan warga ataupun temuan pengawas di lapangan. Menurut dia, kondisi politik di Sumenep masih kondusif.
”Sampai sekarang belum ada money politics, bagi-bagi uang atau barang yang berisi gambar peserta pemilu. Kami belum menemukan itu,” kata Anwar Noris saat ditemui di kantor Bawaslu Sumenep kemarin (28/2).
Meski belum ada kabar tentang politik uang, pihaknya tetap meminta pengawas di lapangan tidak lengah. Terlebih, saat ini kontestan politik cukup banyak. Dengan pemilihan serentak, mulai presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten.
”Kalau berkaca dari pemilu sebelumnya, biasanya money politics itu marak H-5 atau satu minggu sebelum pencoblosan,” jelasnya. ”Itu sudah menjadi fokus yang harus diperhatikan. Kalau jauh-jauh hari seperti ini mungkin belum,” tegasnya.
Di tempat terpisah, para pekerja sedang melakukan penyortiran dan pelipatan surat suara. Termasuk, perakitan kotak suara juga masih berlangsung di salah satu gudang yang terletak di Jalan KH Mansyur, Kota Sumenep. Pelipatan surat suara berlangsung sejak Jumat (15/2).
Ketua KPU Sumenep A. Warits mengatakan, pihaknya menargetkan penyortiran dan pelipatan surat suara akan tuntas pada pertengahan Maret. Untuk itu, KPU Sumenep melibatkan banyak pekerja.
”Ada sekitar 200 pekerja yang kami libatkan setiap harinya,” jelas Sekretaris (nonaktif) PC NU Sumenep itu.