24 C
Madura
Wednesday, June 7, 2023

Keluarga Marah Nelayan Tak Bawa Jenazah

PAMEKASAN – Keluarga sangat berharap nelayan asal Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, itu ditemukan. Informasi keberadaan jasad diduga Jefri di perairan Sumenep membuat keluarga marah. Sebab, nelayan yang mengaku melihat tidak membawa jasad itu ke daratan.

Petugas gabungan memperluas area pencarian pada hari ketiga kemarin (30/3). Mereka menuju Karang Bali di sebelah selatan Kecamatan Pragaan, sebelum Desa Kapedi, Kecamatan Bluto, Sumenep. Sebab, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan mendapatkan informasi ada nelayan yang melihat jenazah di perairan tersebut Rabu (29/3) malam.

Berbekal informasi itu, petugas gabungan BPBD Pamekasan, Basarnas, dan TNI AL sepakat untuk melakukan pencarian di lokasi tersebut. ”Jadi, ada yang memberi tahu kami tadi malam ada yang melihat jenazah di sekitar perairan tersebut, namun mereka tidak bisa mengangkat karena posisinya agak jauh,” jelas Analis Kebencanaan Muda BPBD Pamekasan Budi Cahyono.

Area pencarian juga berdasarkan peta yang dibuat BPBD bersama Basarnas. Yakni, di sekitar perairan Prenduan. BPBD membuat peta pencarian ke sebelah timur Jumiang sampai Prenduan ke arah selatan.

Baca Juga :  Sugiharto: Tanpa JKN-KIS, Keuangan Keluarga Saya Bisa Berantakan

Selain memperluas wilayah, tim pencari bertambah. Pada hari kedua hanya 41 orang, kini bertambah menjadi 100 orang. Mereka terbagi dalam lima tim dengan menaiki tiga perahu nelayan serta dua perahu karet milik BPBD Pamekasan dan Basarnas.

Sedangkan Tim Basarnas berangkat dari Kecamataan Pragaan, Sumenep. Lalu tiga petugas BPBD Pamekasan, dua TNI AL, dan tiga perahu nelayan berangkat dari dermaga Branta Pesisir, Pamekasan. ”Paling banyak dari teman-teman nelayan. Rasa peduli mereka cukup tinggi,” ungkap Budi.

Abdul Kadir, 53, sangat berharap keponakannya segera ditemukan. Paman Jefri itu mengatakan, keluarga syok mendengar kabar nelayan muda itu tenggelam. Terutama bapaknya. Dia pingsan kalau ingat Jefri.

”Karena bapaknya juga nelayan, dan waktu kabar tenggelamnya itu saudara saya ini juga masih mencari ikan. Jadi tidak tahu,” katanya.

Dul mengakui informasi keponakannya itu ditemukan oleh seorang nelayan Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Rabu (29/3) sekitar pukul 23.00. Dul sempat kesal kepada nelayan tersebut karena tidak bisa membawa jasad Jefri ke darat.

Baca Juga :  Geledah Rumah Mantan Kades, Amankan 14 Karton Rokok tanpa Pita Cukai

”Saya sampai marah ke orang itu. Saya bilang ke dia kalau sama-sama orang yang mencari kehidupan di laut harusnya mempunyai perasaan empati yang tinggi,” tegasnya.

Jefri anak kedua dari empat bersaudara. Dia masih kelas XII SMKN 1 Tlanakan. Dia baru-baru ini yang ikut nelayan mencari ikan.

Sebelumnya, Jefrizal Firdausi bersama 30 ABK KM Harapan Baru berangkat dari Pantai Branta Pesisir untuk mencari ikan di sekitar perairan Jumiang, Senin (27/3) sekitar pukul 15.00. Namun, saat KM Harapan Baru perjalanan pulang, Jefri sudah tidak ada di kapal.

Kru sadar Jefri sudah tidak di kapal sekitar pukul 01.30 Selasa (28/3). Kapal putar balik mencari Jefri sambil lalu menghubungi Kades Branta Pesisir, polsek, dan BPBD Pamekasan. Usaha pencarian petugas gabungan belum membuahkan hasil. (ail/luq)

 

PAMEKASAN – Keluarga sangat berharap nelayan asal Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, itu ditemukan. Informasi keberadaan jasad diduga Jefri di perairan Sumenep membuat keluarga marah. Sebab, nelayan yang mengaku melihat tidak membawa jasad itu ke daratan.

Petugas gabungan memperluas area pencarian pada hari ketiga kemarin (30/3). Mereka menuju Karang Bali di sebelah selatan Kecamatan Pragaan, sebelum Desa Kapedi, Kecamatan Bluto, Sumenep. Sebab, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan mendapatkan informasi ada nelayan yang melihat jenazah di perairan tersebut Rabu (29/3) malam.

Berbekal informasi itu, petugas gabungan BPBD Pamekasan, Basarnas, dan TNI AL sepakat untuk melakukan pencarian di lokasi tersebut. ”Jadi, ada yang memberi tahu kami tadi malam ada yang melihat jenazah di sekitar perairan tersebut, namun mereka tidak bisa mengangkat karena posisinya agak jauh,” jelas Analis Kebencanaan Muda BPBD Pamekasan Budi Cahyono.


Area pencarian juga berdasarkan peta yang dibuat BPBD bersama Basarnas. Yakni, di sekitar perairan Prenduan. BPBD membuat peta pencarian ke sebelah timur Jumiang sampai Prenduan ke arah selatan.

Baca Juga :  Sediakan Undian Umrah Gratis Setiap Tahun

Selain memperluas wilayah, tim pencari bertambah. Pada hari kedua hanya 41 orang, kini bertambah menjadi 100 orang. Mereka terbagi dalam lima tim dengan menaiki tiga perahu nelayan serta dua perahu karet milik BPBD Pamekasan dan Basarnas.

Sedangkan Tim Basarnas berangkat dari Kecamataan Pragaan, Sumenep. Lalu tiga petugas BPBD Pamekasan, dua TNI AL, dan tiga perahu nelayan berangkat dari dermaga Branta Pesisir, Pamekasan. ”Paling banyak dari teman-teman nelayan. Rasa peduli mereka cukup tinggi,” ungkap Budi.

Abdul Kadir, 53, sangat berharap keponakannya segera ditemukan. Paman Jefri itu mengatakan, keluarga syok mendengar kabar nelayan muda itu tenggelam. Terutama bapaknya. Dia pingsan kalau ingat Jefri.

- Advertisement -

”Karena bapaknya juga nelayan, dan waktu kabar tenggelamnya itu saudara saya ini juga masih mencari ikan. Jadi tidak tahu,” katanya.

Dul mengakui informasi keponakannya itu ditemukan oleh seorang nelayan Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Rabu (29/3) sekitar pukul 23.00. Dul sempat kesal kepada nelayan tersebut karena tidak bisa membawa jasad Jefri ke darat.

Baca Juga :  Fasilitas Islamic Center Kurang Terawat

”Saya sampai marah ke orang itu. Saya bilang ke dia kalau sama-sama orang yang mencari kehidupan di laut harusnya mempunyai perasaan empati yang tinggi,” tegasnya.

Jefri anak kedua dari empat bersaudara. Dia masih kelas XII SMKN 1 Tlanakan. Dia baru-baru ini yang ikut nelayan mencari ikan.

Sebelumnya, Jefrizal Firdausi bersama 30 ABK KM Harapan Baru berangkat dari Pantai Branta Pesisir untuk mencari ikan di sekitar perairan Jumiang, Senin (27/3) sekitar pukul 15.00. Namun, saat KM Harapan Baru perjalanan pulang, Jefri sudah tidak ada di kapal.

Kru sadar Jefri sudah tidak di kapal sekitar pukul 01.30 Selasa (28/3). Kapal putar balik mencari Jefri sambil lalu menghubungi Kades Branta Pesisir, polsek, dan BPBD Pamekasan. Usaha pencarian petugas gabungan belum membuahkan hasil. (ail/luq)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/