PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Enam keluarga warga Desa Sotabar, Kecamatan Pasean, Pamekasan, harap-harap cemas. Pasalnya, anggota keluarga mereka putus kontak saat berada di tengah laut.
Enam orang itu merupakan anak buah kapal (ABK) Kapal Bulan Purnama. Masing-masing Bernama Sayuri, 40; Hasan, 54; Mat Salim, 45; Moh. Abdullah, 45; Massulah, 50; dan Sahe, 55. Kapal milik Kasim, warga Sotabar, tersebut dinakhodai oleh Sayuri.
Kepala Desa Sotabar Nasuki menjelaskan, enam ABK tersebut pulang dari Kalimantan menuju Pasean pada Jumat sekitar pukul 14.00. Namun, sekitar 21.00 mereka sudah tidak bisa dihubungi.
”Biasanya berangkat Jumat siang, maka Minggu pagi sekitar pukul 09.00 sudah sampai. Tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya,” kata Nasuki kemarin (27/8).
Saat berangkat ABK tersebut membawa garam dari Kalianget. Kemudian, saat pulang mereka membawa kayu. Kapal tersebut biasanya berisi sekitar 170 kubik kayu. Pemerintah desa sudah melapor kepada pihak terkait, termasuk Basarnas.
”Saat ini keluarganya sedih, tiap malam dibacakan doa. Semoga korban masih selamat dan bisa kembali dengan keluarganya,” ujarnya.
Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pamekasan Budi Cahyono mengaku sudah menerima laporan. Namun, mereka tidak hilang di perairan Pamekasan. Karena itu, BPBD berkoordinasi dengan Basarnas.
”Kita tinggal menunggu pemetaan dari Basarnas. Upaya kami hanya menghubungkan dengan pamangku wilayah yang ada di sana,” kata Budi. Basarnas sudah melakan pemetaan titik koordinat. Isi pemetaan itu memperhitungkan kecepatan perahu. Setelah dipetakan, baru bisa diprediksi ke mana alur perahu tersebut.
Pria berkumis tersebut menjelaskan, berdasarkan SOP pencarian itu maksimal dilaksanakan selama 7 hari. Namun, bisa diperpanjang jika masih akan dilakukan pencairan. ”Kami belum mendapatkan update dari Basarnas,” tukasnya.