22.6 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

Angka Penderita Capai Ratusan

PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Warga Pamekasan harus mewaspadai demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, warga Kota Gerbang Salam yang terjangkiti penyakit tersebut relatif banyak. Sejak Januari, terdapat 188 kasus. Tujuh di antaranya meninggal dunia.

Kepala Dinkes Pamekasan dr Saifudin melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Hidayat mengatakan, 95 persen DBD ini dialami oleh anak-anak. Hingga saat ini sudah ada tujuh orang meninggal dunia akibat keterlambatan penanganan DBD. ”Anak-anak ada empat, sisanya itu dewasa,” ucapnya.

Dia menambahkan, penyumbang angka kematian pada kasus DBD kali ini dari Puskesmas Sopaah. Kemudian Puskesmas Larangan, Puskesmas Proppo, Puskesmas Teja, dan Puskesmas Galis. ”Untuk sementara ada di lima puskesmas itu,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Madura.

Pihaknya sudah mengambil langkah untuk mengantisipasi persebaran DBD. Seperti pembersihan sarang nyamuk. Hidayat mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Sebab, jika tidak cepat ditangani, penyakit tersebut akan berakhir pada kematian.

Baca Juga :  Serapan Anggaran Rendah, Desak Percepat APBD-P

Hidayat berpesan untuk selalu melaksanakan 3M plus. Yaitu, menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas.  Selain itu, saat tidur disarankan menggunakan kelambu dan obat anti nyamuk.

”Jika ada keluhan seperti panas selama lebih kurang dua hari, usahakan untuk diobati. Akan tetapi, jika lebih dari dua hari panas belum turun, segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan,” tuturnya.

Menurut Hidayat, ciri-ciri penderita DBD antara lain panas dan keluar bintik merah di kulit. Kemudian, nafsu makan berkurang pada pasien anak. Masyarakat yang memiliki keluhan seperti itu harus segera berobat di fasilitas layanan kesehatan agar mendapat penanganan secara serius. (ail/han)

Baca Juga :  Dua Kecamatan Keliru Input Data, Penetapan DPRD Kabupaten Molor 5 Jam

PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Warga Pamekasan harus mewaspadai demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, warga Kota Gerbang Salam yang terjangkiti penyakit tersebut relatif banyak. Sejak Januari, terdapat 188 kasus. Tujuh di antaranya meninggal dunia.

Kepala Dinkes Pamekasan dr Saifudin melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Hidayat mengatakan, 95 persen DBD ini dialami oleh anak-anak. Hingga saat ini sudah ada tujuh orang meninggal dunia akibat keterlambatan penanganan DBD. ”Anak-anak ada empat, sisanya itu dewasa,” ucapnya.

Dia menambahkan, penyumbang angka kematian pada kasus DBD kali ini dari Puskesmas Sopaah. Kemudian Puskesmas Larangan, Puskesmas Proppo, Puskesmas Teja, dan Puskesmas Galis. ”Untuk sementara ada di lima puskesmas itu,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Madura.


Pihaknya sudah mengambil langkah untuk mengantisipasi persebaran DBD. Seperti pembersihan sarang nyamuk. Hidayat mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Sebab, jika tidak cepat ditangani, penyakit tersebut akan berakhir pada kematian.

Baca Juga :  Alumni STAI Al-Khairat Harus Ikut Bangun Pendidikan Karakter

Hidayat berpesan untuk selalu melaksanakan 3M plus. Yaitu, menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas.  Selain itu, saat tidur disarankan menggunakan kelambu dan obat anti nyamuk.

”Jika ada keluhan seperti panas selama lebih kurang dua hari, usahakan untuk diobati. Akan tetapi, jika lebih dari dua hari panas belum turun, segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan,” tuturnya.

Menurut Hidayat, ciri-ciri penderita DBD antara lain panas dan keluar bintik merah di kulit. Kemudian, nafsu makan berkurang pada pasien anak. Masyarakat yang memiliki keluhan seperti itu harus segera berobat di fasilitas layanan kesehatan agar mendapat penanganan secara serius. (ail/han)

Baca Juga :  Gubernur Terpilih Bakal Kembangkan BBPOM

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/