PAMEKASAN – Zaman sekarang, banyak generasi muda di Madura belum mengetahui beragam senjata tradisional warisan leluhur. Kesannya, senjata yang tersohor dari Madura celurit saja. Padahal, senjata tradisional peninggalan sejarah cukup banyak.
Arif Wibisono, salah seorang seniman di Pamekasan mengatakan, senjata tradisional di Madura ada yang berbentuk celurit, tombak dan juga keris. “Beberapa senjata peninggalan zaman kerajaan itu dirawat dan bisa dilihat di Pondok Seni Mayapadha,” ujarnya.
Menurut Arif Wibisono, orang mengira keris tidak bisa dipisahkan dari hal-hal berbau mistis. “Tapi pada dasarnya, keris digunakan untuk melindungi diri. Bahkan pada zaman dahulu, derajat seseorang bisa dilihat dari keris,” imbuhnya.
Dijelaskan, keris Madura umumnya memiliki ukiran unik di sekitar gagang dengan aksen yang khas. Banyak orang beranggapan, keris berasal dari Pulau Jawa. Padahal, sejak dulu di Madura sudah ada dan saat ini menjadi barang antik.
Senjata tradisional seperti tombak dan keris mempunyai penamaan dan filosofi yang berbeda. Misalnya tombak pataka yang digunakan dalam acara pengambilan keputusan dan ritual agama di zaman dulu. “Tombak pataka mempunyai bentuk yang unik,” terangnya.
Arif Wibisono mengungkapkan, ada macam-macam keris di Madura. Misalnya keris Dhelem, Pamor dan Rangka. Keris Dhelem senjata tradisional keraton Pamekasan yang sering dipakai para raja. Lalu ada juga keris Pamor Klareh Sakongkong yang mempunyai ciri khas 13 lekukan.
“Di keris pamor, ada sebuah ayat yang bisa dibaca. Bentuk bilahnya yang berkelok-kelok mengajarkan dan memberi sebuah pedoman hidup pada manusia,” tegas Arif Wibisono yang pernah menjabat Sekretaris Nasional Perkerisan Indonesia itu. (Zulfikar Rinali)