22.5 C
Madura
Friday, March 31, 2023

Serapan Rendah, Petani Resah

PAMEKASAN – Petani tembakau semakin harap-harap cemas. Selain harga anjlok, serapan dari pabrikan rendah. Bahkan, sebagian gudang akan segera mengakhiri pembelian daun emas itu.

Data Disperindag Pamekasan, ada delapan pabrikan dan 28 pembelian pribadi. Total rencana pembelian 21.300 ton. Realisasi pembelian sangat rendah. Yakni, 14.570.235 kilogram atau setara 68,40 persen.

Anggota DPRD Pamekasan Harun Suyitno mengatakan, serapan tembakau sangat rendah. Bahkan, ada salah satu serapan pabrikan yang hanya 16,37 persen. Kondisi tersebut membuat petani waswas.

Dewan kerap menerima pengaduan terkait karut-marutnya industri tembakau itu. Petani khawatir tembakau yang dimiliki tidak terjual. Mereka berani jual tembakau meski harga tidak terlalu tinggi agar segera bisa diuangkan.

Sebab, fakta yang terjadi di petani, ada bandol yang membeli tembakau tidak langsung bayar. Petani hanya dibari bon tanpa uang. ”Kasihan petani, mereka butuh uang,” katanya kemarin (25/9).

Baca Juga :  Penerima BLT Harus Buat Rekening Baru

Harun mendesak Disperindag Pamekasan mengambil sikap. Koordinasi dengan pabrikan mengenai serapan harus terus dilakukan. Rencana pembelian yang dilaporkan kepada pemerintah harus dipenuhi.

Menurut dia, jumlah tonase yang direncanakan itu tidak jauh beda dengan jumlah produksi tembakau di Kota Gerbang Salam. Jika serapan sangat rendah, akan banyak tembakau tertahan. Bahan baku rokok milik petani itu bisa saja tidak laku. ”Pabrikan harus ditekan agar menyerap secara total tembakau di tingkat petani,” katanya.

Harun mengatakan, rencana pembelian dari tiap pabrikan cenderung tinggi. Tetapi, realisasi serapan sangat rendah. Dewan akan menelusuri penyebab rendahnya serapan tembakau itu.

Sebab, informasi yang diterima, ada permainan di internal pabrikan. Informasi awal dan perlu diklarifikasi yakni, pabrikan membeli tembakau Jawa jauh sebelum pembelian di Madura dibuka. ”Akan kami dalami,” janjinya.

Baca Juga :  Produksi Tembakau Belum Capai Target Pemerintah

Kabid Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian Disperindag Pamekasan Imam Hidayat mengatakan, belum ada laporan dari gudang akan menghentikan pembelian. Aturannya, minimal sepekan atau paling lambat tiga hari sebelum tutup harus melapor.

Mengenai serapan rendah, Imam berjanji akan menindaklanjuti secara serius. Eksekutif bersama legislatif berencana berkoordinasi dengan pabrikan untuk memperpanjang masa pembelian.

Harapannya, tembakau di tingkat petani terserap seratus persen. Sebab, jika tidak terbeli, kasihan petani. ”Selama tembakau petani masih ada, kami berharap pembelian terus jalan,” tandasnya.

PAMEKASAN – Petani tembakau semakin harap-harap cemas. Selain harga anjlok, serapan dari pabrikan rendah. Bahkan, sebagian gudang akan segera mengakhiri pembelian daun emas itu.

Data Disperindag Pamekasan, ada delapan pabrikan dan 28 pembelian pribadi. Total rencana pembelian 21.300 ton. Realisasi pembelian sangat rendah. Yakni, 14.570.235 kilogram atau setara 68,40 persen.

Anggota DPRD Pamekasan Harun Suyitno mengatakan, serapan tembakau sangat rendah. Bahkan, ada salah satu serapan pabrikan yang hanya 16,37 persen. Kondisi tersebut membuat petani waswas.


Dewan kerap menerima pengaduan terkait karut-marutnya industri tembakau itu. Petani khawatir tembakau yang dimiliki tidak terjual. Mereka berani jual tembakau meski harga tidak terlalu tinggi agar segera bisa diuangkan.

Sebab, fakta yang terjadi di petani, ada bandol yang membeli tembakau tidak langsung bayar. Petani hanya dibari bon tanpa uang. ”Kasihan petani, mereka butuh uang,” katanya kemarin (25/9).

Baca Juga :  Menguak Cara Pemodal Mainkan Harga Tembakau

Harun mendesak Disperindag Pamekasan mengambil sikap. Koordinasi dengan pabrikan mengenai serapan harus terus dilakukan. Rencana pembelian yang dilaporkan kepada pemerintah harus dipenuhi.

Menurut dia, jumlah tonase yang direncanakan itu tidak jauh beda dengan jumlah produksi tembakau di Kota Gerbang Salam. Jika serapan sangat rendah, akan banyak tembakau tertahan. Bahan baku rokok milik petani itu bisa saja tidak laku. ”Pabrikan harus ditekan agar menyerap secara total tembakau di tingkat petani,” katanya.

- Advertisement -

Harun mengatakan, rencana pembelian dari tiap pabrikan cenderung tinggi. Tetapi, realisasi serapan sangat rendah. Dewan akan menelusuri penyebab rendahnya serapan tembakau itu.

Sebab, informasi yang diterima, ada permainan di internal pabrikan. Informasi awal dan perlu diklarifikasi yakni, pabrikan membeli tembakau Jawa jauh sebelum pembelian di Madura dibuka. ”Akan kami dalami,” janjinya.

Baca Juga :  Petani Berharap Harga Tak Semakin Anjlok

Kabid Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian Disperindag Pamekasan Imam Hidayat mengatakan, belum ada laporan dari gudang akan menghentikan pembelian. Aturannya, minimal sepekan atau paling lambat tiga hari sebelum tutup harus melapor.

Mengenai serapan rendah, Imam berjanji akan menindaklanjuti secara serius. Eksekutif bersama legislatif berencana berkoordinasi dengan pabrikan untuk memperpanjang masa pembelian.

Harapannya, tembakau di tingkat petani terserap seratus persen. Sebab, jika tidak terbeli, kasihan petani. ”Selama tembakau petani masih ada, kami berharap pembelian terus jalan,” tandasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/