PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Ancaman longsor di wilayah Kecamatan Pasean, Pamekasan, masih mengintai. Longsor susulan terjadi di Dusun Barat Gunung, Desa Sana Daja, Kecamatan Pasean, kemarin (25/2). Bencana itu mengakibatkan warga panik dan ketakutan.
”Tadi malam (Rabu malam, Red) hujan di sini. Lalu tebing ambles,” terang Kepala Desa Sana Daja Qamaruddin. Tebing yang longsor tersebut mengakibatkan dapur dan musala yang terbuat dari kayu terdampak. Bahkan, atap tiga rumah juga rusak tertimpa pohon tumbang.
Bangunan itu milik Turiya, 35; Arsani, 79; dan Suama, 37. Beruntung, kejadian tersebut tidak memakan korban jiwa. Sebab, warga sudah waspada dan antisipasi. ”Kami mohon doa semoga tidak ada lagi longsor susulan dan tidak memakan korban jiwa,” ujarnya.
Tebing dan jalan yang rusak tersebut retak sejak hujan lebat pada Rabu (24/2). Karena itu, pihaknya mewanti-wanti agar warga yang rumahnya berada di dekat tebing mengungsi. Dia khawatir tebing longsor jika hujan lebat. ”Saya ingatkan warga agar pindah ke lokasi lain yang lebih aman,” terangnya.
Benar saja, saat hujan lebat pukul 23.00 Rabu (24/2) tebing tersebut longsor. Akibatnya, beberapa bangunan rusak. ”Akses jalan juga tidak bisa dilewati karena ambruk,” terangnya.
Penanganan sementara, warga bergotong royong memotong pohon yang roboh. Juga mencangkul tanah yang longsor. Dia berharap pemerintah bisa memperhatikan kondisi longsor di desanya. ”Kami berharap tebing itu bisa diberi pengaman,” harapnya.
Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pamekasan Budi Cahyono berharap masyarakat atau aparat desa memberikan informasi jika terjadi bencana. Pihaknya siap turun ke lokasi. ”Kami masih sibuk dan fokus di Desa Bindang yang sampai memakan korban jiwa,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ikut merasakan duka atas longsor yang menewaskan lima santriwati Ponpes An-Nidhamiyah. Orang nomor satu di Jawa Timur itu turun bersama Kapolda Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, dan Pangkoarmada II Laksda TNI I.N.G Sudihartawan. Mereka disambut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan Pengasuh Ponpes An-Nidhamiyah H Muhaidi.
Lokasi longsor di Desa Bindang, Kecamatan Pasean, terletak di bangunan asrama santriwati. Bangunan ini berada di sisi paling barat kompleks pesantren. Di sebelah barat asrama itu terdapat tebing tinggi sekitar 20 meter.
”Kami semua ingin menyampaikan duka yang begitu mendalam. Mudah-mudahan amal ibadah santriwati yang meninggal diterima di sisi Allah dan yang saat ini tengah dirawat semoga diberi kesembuhan,” ungkap Khofifah usai menyerahkan bantuan kemarin.
Mantan menteri sosial itu mengatakan, Pemprov Jawa Timur akan mengambil tindakan dalam proses pembangunan Ponpes An-Nidhamiyah. Upaya itu untuk memberikan semangat dan langkah solutif atas musibah yang menimpa.
”BNPB juga akan melihat kondisi longsor di sini. Dan ini menjadi tugas Pak Bupati Baddrut Tamam untuk mulai mematangkan skema proses penguatan dan keamanan pengembangan Ponpes An-Nidhamiyah ke depan. Kami tunggu koordinasi dari Pemkab Pamekasan,” paparnya.
Sementara Bupati Baddrut Tamam menyampaikan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk melakukan beberapa pembangunan yang mungkin bisa dilakukan. Dengan demikian, proses pendidikan di ponpes segera pulih dan berjalan aman.
”Kami berterima kasih sebesar-besarnya ke pemerintah provinsi, gubernur, Kapolda, Pangdam V Brawijaya, dan Pangkoarmada II yang telah turut menguatkan spirit bagi Ponpes yang baru saja ditimpa musibah,” katanya. ”Kami berharap, solusi yang tengah kita koordinasikan bisa segera terealisasi,” terangnya.
Seperti diberitakan, longsor di Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Pamekasan, merenggut nyawa lima santriwati. Tiga santri berasal dari Kabupaten Jember. Yakni, Santi, 14, dan Nur Asisah, 13. Mereka berasal dari Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember. Selain itu, Siti Komariyah, 17, warga Dusun Plampang, Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe, Jember.
Dua korban meninggal lainnya yaitu Robiatul Adwiyah, 14, warga Desa Poreh, Kecamatan Karang Penang, Sampang, dan Nabila, 12, asal Dusun Sempong Barat, Desa/Kecamatan Pasongsongan, Sumenep.
Sementara itu, Nurul Komariyah, 15, asal Desa Gunung Malang, Kecamatan Sumberjambe, Jember, mengalami patah tulang. Sedangkan Tia Muharramah, 15, warga Dusun Mojang, Desa Dempo Timur, Kecamatan Pasean, Pamekasan, luka ringan. (ky)