21.2 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

Jembatan Penghubung Antardesa Ambruk

PAMEKASAN – Banjir di bumi Gerbang Salam tidak hanya merendam sembilan desa dan kelurahan. Jembatan penghubung antardesa di Desa Candi Burung, Kecamatan Proppo, juga kena imbas.

Jembatan berusia 20 tahun itu ambruk setelah lima jam diterjang banjir pada Minggu malam (23/2). Akibatnya, warga di desa tersebut terisolasi.

Aktivitas warga terganggu. Jika hendak bepergian, mereka harus menggunakan jalur alternatif dengan jarak setengah kilometer dari kawasan permukiman penduduk.

Fauzan, 42, warga setempat, menuturkan, hujan deras terjadi sejak Sabtu (22/2). Sungai di dusun itu cukup sempit sehingga tidak mampu menampung volume air yang sangat banyak.

Akibatnya, hujan deras menerjang badan jembatan pada Minggu (23/2) sejak pukul 15.00. Sekitar pukul 20.00, jembatan akses utama warga Desa Candi Burung itu ambruk. Insiden tersebut nyaris membahayakan pengendara mobil yang hendak melintas.

Untungnya, sopir bisa mengendalikan mobil yang melaju cukup kencang di daerah jalan menurun itu. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Hanya, aktivitas masyarakat sekitar sangat terganggu.

Anak-anak sekolah berangkat lebih pagi karena harus melintasi jembatan di dusun lain. Jarak jembatan itu dari permukiman warga sekitar setengah kilometer. ”Sangat mengganggu aktivitas warga,” katanya kemarin (24/2).

Warga sekitar secara swasembada membuat jembatan alternatif dari bambu. Jembatan tersebut maksimal hanya bisa dilintasi sepeda motor dan pejalan kaki. Sementara mobil tetap harus melewati jembatan lain.

Baca Juga :  Menjadi Perguruan Tinggi Kompetitif Tingkat Nasional

Fauzan berharap pemerintah segera mengambil langkah. Jembatan yang putus akibat diterjang banjir itu harus dibangun agar aktivitas masyarakat kembali normal. ”Semoga cepat dibangun,” harapnya.

Ketua Komisi III DPRD Pamekasan Ismail beserta anggota mendatangi jembatan ambruk itu. Dia mengecek kondisi jembatan yang menjadi akses utama warga Desa Candi Burung tersebut.

Ismail menyampaikan, pemerintah segera menindaklanjuti insiden itu. Sebab, aktivitas masyarakat sangat terganggu. Bahkan, anak sekolah harus melewati jembatan lain yang cukup jauh.

Komisi III secara tertulis menyampaikan rekomendasi kepada Bupati Pamekasan Baddrut Tamam untuk menindaklanjuti jembatan ambruk itu. Harapannya, segera ada aksi tanggap bencana. ”Harus segera (melakukan aksi tanggap bencana), apalagi berkaitan dengan akses pendidikan,” desaknya.

Ismail juga meminta pemkab, terutama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, segera merevitalisasi saluran. Baik sungai maupun drainase di perkotaan.

”Ke depan kami harus fokuskan program pada penanganan banjir. Anggaran juga diarahkan pada penanganan banjir,” katanya.

Menurut dia, selama ini gerak eksekutif lamban dalam menangani persoalan banjir. ”Drainase perkotaan seharusnya sudah direvitalisasi dan semua jalur air ke pembuangan atau sungai juga harus dinormalisasi,” ujarnya. Faktanya, lanjut Ismail, banyak drainase dan sungai yang dangkal sehingga tidak mampu menampung debit air.

Baca Juga :  Dua Rumah Ambruk, Gedung Madrasah Roboh

Supervisor PusdalOps Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan Budi Cahyono mengaku sudah mendapat laporan mengenai jembatan ambruk itu. Hanya, tidak lanjutnya menunggu rekomendasi tim teknis. ”Masih menunggu tim teknis,” katanya singkat.

Kepala Pelaksana BPBD Pamekasan Akmalul Firdaus menambahkan, pemkab sudah menyiapkan dana belanja tak terduga tanggap darurat bencana sebesar Rp 5 miliar. Anggaran tersebut selain bisa dipakai dinas kesehatan (dinkes) dan dinas sosial (dinsos), juga dapat direalisasikan melalui BPBD dalam penanganan bencana.

”Kami sudah menyiapkan tenaga medis, peralatan evakuasi, posko terpadu, kemudian posko evakuasi,” terangnya. ”Kami juga sudah menyalurkan sejumlah bantuan kebutuhan pokok bagi korban banjir,” sambungnya.

Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Pamekasan Cahya Wibawa menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya masih mempersiapkan realisasi dua paket kegiatan. Yakni, normalisasi drainase di titik genangan air dan normalisasi sungai. ”Kami masih persiapan pengadaan,” ujarnya.

Sebagai tambahan informasi, hujan dengan intensitas lebat melanda Pamekasan pada Sabtu (22/2). Guyuran hujan yang berlangsung pukul 16.00 hingga pukul 21.00 tersebut mengakibatkan debit air di tiga sungai yang melintasi kota meluap.

Akibatnya, sembilan desa dan keluharan terendam banjir. Banjir mulai menggenangi sejumlah titik sejak pukul 21.00, Sabtu (22/2) hingga Minggu sore (23/2). (ky/pen)

PAMEKASAN – Banjir di bumi Gerbang Salam tidak hanya merendam sembilan desa dan kelurahan. Jembatan penghubung antardesa di Desa Candi Burung, Kecamatan Proppo, juga kena imbas.

Jembatan berusia 20 tahun itu ambruk setelah lima jam diterjang banjir pada Minggu malam (23/2). Akibatnya, warga di desa tersebut terisolasi.

Aktivitas warga terganggu. Jika hendak bepergian, mereka harus menggunakan jalur alternatif dengan jarak setengah kilometer dari kawasan permukiman penduduk.


Fauzan, 42, warga setempat, menuturkan, hujan deras terjadi sejak Sabtu (22/2). Sungai di dusun itu cukup sempit sehingga tidak mampu menampung volume air yang sangat banyak.

Akibatnya, hujan deras menerjang badan jembatan pada Minggu (23/2) sejak pukul 15.00. Sekitar pukul 20.00, jembatan akses utama warga Desa Candi Burung itu ambruk. Insiden tersebut nyaris membahayakan pengendara mobil yang hendak melintas.

Untungnya, sopir bisa mengendalikan mobil yang melaju cukup kencang di daerah jalan menurun itu. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Hanya, aktivitas masyarakat sekitar sangat terganggu.

Anak-anak sekolah berangkat lebih pagi karena harus melintasi jembatan di dusun lain. Jarak jembatan itu dari permukiman warga sekitar setengah kilometer. ”Sangat mengganggu aktivitas warga,” katanya kemarin (24/2).

- Advertisement -

Warga sekitar secara swasembada membuat jembatan alternatif dari bambu. Jembatan tersebut maksimal hanya bisa dilintasi sepeda motor dan pejalan kaki. Sementara mobil tetap harus melewati jembatan lain.

Baca Juga :  STAI Al-Khairat Berdayakan SDM Guru PAUD

Fauzan berharap pemerintah segera mengambil langkah. Jembatan yang putus akibat diterjang banjir itu harus dibangun agar aktivitas masyarakat kembali normal. ”Semoga cepat dibangun,” harapnya.

Ketua Komisi III DPRD Pamekasan Ismail beserta anggota mendatangi jembatan ambruk itu. Dia mengecek kondisi jembatan yang menjadi akses utama warga Desa Candi Burung tersebut.

Ismail menyampaikan, pemerintah segera menindaklanjuti insiden itu. Sebab, aktivitas masyarakat sangat terganggu. Bahkan, anak sekolah harus melewati jembatan lain yang cukup jauh.

Komisi III secara tertulis menyampaikan rekomendasi kepada Bupati Pamekasan Baddrut Tamam untuk menindaklanjuti jembatan ambruk itu. Harapannya, segera ada aksi tanggap bencana. ”Harus segera (melakukan aksi tanggap bencana), apalagi berkaitan dengan akses pendidikan,” desaknya.

Ismail juga meminta pemkab, terutama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, segera merevitalisasi saluran. Baik sungai maupun drainase di perkotaan.

”Ke depan kami harus fokuskan program pada penanganan banjir. Anggaran juga diarahkan pada penanganan banjir,” katanya.

Menurut dia, selama ini gerak eksekutif lamban dalam menangani persoalan banjir. ”Drainase perkotaan seharusnya sudah direvitalisasi dan semua jalur air ke pembuangan atau sungai juga harus dinormalisasi,” ujarnya. Faktanya, lanjut Ismail, banyak drainase dan sungai yang dangkal sehingga tidak mampu menampung debit air.

Baca Juga :  Atap SMPN 5 Bangkalan Ambruk

Supervisor PusdalOps Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan Budi Cahyono mengaku sudah mendapat laporan mengenai jembatan ambruk itu. Hanya, tidak lanjutnya menunggu rekomendasi tim teknis. ”Masih menunggu tim teknis,” katanya singkat.

Kepala Pelaksana BPBD Pamekasan Akmalul Firdaus menambahkan, pemkab sudah menyiapkan dana belanja tak terduga tanggap darurat bencana sebesar Rp 5 miliar. Anggaran tersebut selain bisa dipakai dinas kesehatan (dinkes) dan dinas sosial (dinsos), juga dapat direalisasikan melalui BPBD dalam penanganan bencana.

”Kami sudah menyiapkan tenaga medis, peralatan evakuasi, posko terpadu, kemudian posko evakuasi,” terangnya. ”Kami juga sudah menyalurkan sejumlah bantuan kebutuhan pokok bagi korban banjir,” sambungnya.

Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Pamekasan Cahya Wibawa menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya masih mempersiapkan realisasi dua paket kegiatan. Yakni, normalisasi drainase di titik genangan air dan normalisasi sungai. ”Kami masih persiapan pengadaan,” ujarnya.

Sebagai tambahan informasi, hujan dengan intensitas lebat melanda Pamekasan pada Sabtu (22/2). Guyuran hujan yang berlangsung pukul 16.00 hingga pukul 21.00 tersebut mengakibatkan debit air di tiga sungai yang melintasi kota meluap.

Akibatnya, sembilan desa dan keluharan terendam banjir. Banjir mulai menggenangi sejumlah titik sejak pukul 21.00, Sabtu (22/2) hingga Minggu sore (23/2). (ky/pen)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/