PAMEKASAN – Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan terbukti telah membawa dampak positif bagi masyarakat yang ingin mengakses layanan kesehatan.
Hal itu dibuktikan dari data BPJS Kesehatan tahun 2019, yang menunjukkan rata–rata jumlah pemanfaatan kesehatan oleh peserta JKN–KIS di fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia mencapai 760 ribu kunjungan per hari.
Kemudahan terhadap layanan kesehatan itu juga dirasakan oleh Nurin Imamatul. Menurut warga Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, itu JKN–KIS telah membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Suami saya kebetulan bekerja di salah satu perusahaan. Jadi, saya otomatis punya BPJS (kepesertaan JKN-KIS). Pas sudah punya BPJS ini kalau sakit tinggal ke puskesmas saja,” jelasnya.
Ibu satu anak ini menjelaskan, dengan adanya JKN–KIS, dirinya merasa lebih tenang saat berobat. Sebab, tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk pelayanan kesehatan. Padahal, faktor biaya dulu merupakan salah satu kendala baginya untuk berobat ke dokter.
“Kalau dulu, belum ada BPJS, sakit pilek atau batuk itu paling beli obat di warung. Sekarang pas sudah ada BPJS, kalau badan kurang enak, ya mending berobat ke Puskesmas saja. Supaya ditangani langsung sama dokter,” imbuhnya.
Nurin menambahkan, menjadi peserta JKN–KIS bukan berarti dirinya dan keluarga berharap sakit. Namun, JKN–KIS berfungsi sebagai proteksi atas risiko penyakit yang dapat datang sewaktu-waktu. Sehingga dirinya merasa JKN–KIS sangat bermanfaat.
“Alhamdulillah, saya dan keluarga sampai sekarang masih diberi kesehatan. Pernah sakit batuk dan pilek lalu ke puskesmas. Kalau suatu saat kenapa–kenapa, paling nggak sudah tidak memikirkan biaya berobat karena punya BPJS. BPJS Kesehatan sangat bermanfaat,” pungkasnya. (ar/tw/adv)