PAMEKASAN – Polemik perbedaan jumlah honorer di lingkungan Dinas Pendidikan Pamekasan mengemuka. Sebab, dianggap tidak mematuhi instruksi pusat dan dikhawatirkan menyedot anggaran daerah.
Kasubbag Perencanaan Program dan Evaluasi Disdik Pamekasan M. Bahri mengakui ada selisih data. Sebelumnya, honorer nonkategori hanya 8.440 orang. Tapi, di RKA diusulkan 9.020 orang.
Disdik mengestimasikan jumlah honorer nonkategori bertambah. Sebab, setiap tahun biasanya bertambah. Apalagi, masih banyak guru yang belum terakomodasi seperti guru kelompok belajar (KB).
Sementara untuk guru kontrak lainnya, seperti guru agama, penjaskes, dan honorer K-2 dipastikan tidak bertambah. Jika ada selisih data, bisa jadi karena faktor meninggal dunia. ”Guru agama memang sempat ada selisih karena meninggal,” katanya.
Bahri memastikan penggunaan anggaran insentif guru honorer tepat. Sebab, guru yang memperoleh honor itu tercatat dalam SK bupati. Kemudian, masing-masing harus memiliki rekening pribadi untuk pencairan insentif.
Total anggaran insentif honorer Rp 15.168.000.000. Honor PTT/GTT K-2 sebulan Rp 1 juta. Honor GTT pendidikan agama dan GTT penjaskes masing-masing Rp 600 ribu sebulan.
Honor penjaga sekolah Rp 600 ribu sebulan dan insentif honorer nonkategori Rp 600 ribu per tahun. (pen/luq)