PAMEKASAN – Pemkab Pamekasan menggarap wisata terintegrasi dengan beberapa daerah lain di Jawa Timur. Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pamekasan Achmad Sjaifuddin mengatakan, jumlah wisatawan tidak terlalu banyak. Tahun lalu warga asing yang berkunjung ke Pamekasan hanya 30 orang.
Tahun ini kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ditargetkan meningkat. Minimal, dari 30 orang meningkat menjadi 50 orang. ”Kami tidak muluk-muluk dalam memasang target,” ujarnya kemarin (22/5).
Beberapa upaya dilakukan untuk mendongkrak pengunjung. Di antaranya, membenahi fasilitas yang ada. Pantai Jumiang dan Pantai Talang Siring yang menjadi jujukan pengunjung terus dibenahi.
Kemudian, membuka destinasi wisata baru. Yakni, agrowisata mangrove di Desa Lembung, Kecamatan Galis. Pembukaan tempat wisata baru itu menunggu restu perhutani pusat di Jakarta.
Upaya lain yang dilakukan yakni membangun wisata terintegrasi. Pemkab Pamekasan bekerja sama dengan daerah lain untuk membentuk satu paket wisata. ”Misalnya, dari Bromo, lanjut ke Madura, mampir di Pamekasan,” terangnya.
Mengenai konsep wisata terintegrasi itu, sebenarnya sudah ada pembicaraan awal dengan beberapa pemkab lain. Untuk merealisasikan rencana tersebut, akan ditandatangani nota kerja sama.
Rencana awal, sehabis mendaki Gunung Bromo, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan melalui jalur laut ke Madura. Kemudian, sandar di Pelabuhan Kelas III Branta dan dilanjutkan melalui jalur darat.
Achmad berharap, rencana tersebut segera terealisasi sehingga jumlah kunjungan wisatawan di Pamekasan semakin meningkat. Perekonomian warga diyakini berkembang pesat.
Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan Muhammad Sahur menyarankan agar segala bentuk rencana yang dinilai baik diminta segera dieksekusi. Sebab, sektor pariwisata tumbuh sangat pesat.
Beberapa dareah lain di Jawa Timur melangkah lebih jauh dibandingkan dengan Pamekasan. Jika eksekutif hanya berkutat di perencanaan, tetapi realisasi nihil, dipastikan kalah saing. ”Rencanakan dengan matang, lalu laksanakan,” sarannya.
Sahur mendukung pengembangan pariwisata. Tetapi, kearifan lokal dan nilai-nilai yang dipegang teguh masyarakat bumi Gerbang Salam wajib dipertahankan. Harapannya, muncul dukungan dari berbagai lapisan masyarakat terkait pengembangan wisata tersebut.