PAMEKASAN – Lima tahun lalu, masyarakat Pamekasan menentukan pilihan terhadap calon bupati-wakil bupati. Pasangan Achmad Syafii-Khalil Asy’ari (Asri) diberi amanah untuk memimpin Kota Gerbang Salam.
Sabtu, 21 April 2018, kepemimpinan Asri memasuki akhir masa jabatan (AMJ). Selama memimpin roda pemerintahan Kota Gerbang Salam, pasangan religius dan bijak ini dinilai berhasil menjalankan program serta visi misi yang dijanjikan.
Keberhasilan Asri memimpin Pamekasan dilihat dari berbagai sisi. Di antaranya, urusan wajib pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, serta urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman.
Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) AMJ Bupati Pamekasan 2013–2018, pendidikan menjadi bidikan utama pemerintah. Sebab, pendidikan merupakan kunci membuka dan mempercepat kemajuan masyarakat. Dengan demikian, pemerintah tidak hanya meningkatkan daya jangkau atau penyediaan layanan pendidikan ke berbagai daerah.
Pemerintah juga giat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar (KBM). Selama lima tahun terakhir, program wajib belajar 12 tahun, pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas, peningkatan akses serta mutu layanan.
Pendistribusian tenaga pengajar profesional juga menjadi pertimbangan kebijakan. Hasilnya, banyak kemajuan dan capaian dari sisi pendidikan. Angka rata-rata sekolah setiap tahun meningkat.
Pada 2013, angka rata-rata lama sekolah di Bumi Ratu Pamelingan hanya 5,68 tahun. Kemudian, pada 2016 meningkat menjadi 6,08. ”Perkembangan ini patut disambut gembira, karena telah terjadi peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan,” kata Wabup Khalil Asy’ari.
Angka melek huruf juga sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten lain. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, pada 2016 Pamekasan memiliki angka melek huruf tertinggi di Madura. Yakni, 88,22 persen. Angka melek aksara itu hanya terpaut 4,15 persen dengan angka rata-rata Jawa Timur.
Urusan kesehatan juga berhasil dijalankan dengan baik. Selama lima tahun terakhir, angka kematian bayi dan ibu cenderung menurun. Layanan posyandu dan puskesmas juga semakin membaik.
Pemerintah memperluas jangkauan layanan kesehatan dan memastikan penderita penyakit bisa tertangani dengan baik, cepat, dan tepat. Pemenuhan gizi masyarakat juga menjadi prioritas pemerintah. Angka penderita balita gizi buruk juga dapat ditekan secara maksimal.
Pada 2012, balita yang menderita gizi buruk 1,89 persen. Pada 2015, menurun drastis menjadi 0,15 persen. ”Program pro kesehatan sesuai dengan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2011–2016 Pemprov Jatim,” kata Khalil.
Lalu, urusan pekerjaan umum dan penataan ruang juga mengalami peningkatan yang sangat baik. Ketersediaan jalan, saluran air, termasuk saluran irigasi terus diperbaiki agar mempermudah aktivitas masyarakat.
Urusan wajib pelayanan dasar lain yang juga sukses dijalankan pemerintahan Asri yakni di bidang perumahan rakyat dan kawasan permukiman. Pemkab Pamekasan di bawah kepemimpinan Asri melakukan penataan agar masyarakat dapat mengakses fasilitas air bersih. Lalu, menempati tempat tinggal yang layak.
Pemerintah terus berupaya mencegah degradasi kualitas lingkungan permukiman. Ketersediaan air bersih sangat penting untuk kehidupan sehari-hari masyarakat. Pada 2016, persentase rumah tangga yang memiliki akses air bersih untuk keperluan minum, memasak, dan mandi, serta mencuci sebesar 86,80 persen. ”Pemerintah selalu berupaya maksimal untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” kata mantan ketua DPRD Pamekasan itu.
Menurut Khalil, keberhasilan realisasi program yang dicapai itu berkat dukungan semua pihak. Termasuk masyarakat. Dengan demikian, sinergitas yang sudah terbangun dengan baik diharapkan terawat untuk kemajuan Pamekasan.