23.5 C
Madura
Monday, May 29, 2023

Tak Semua yang Pernah Kontak dengan Pasien Positif Terlacak

PAMEKASAN – Tim penanganan Covid-19 kesulitan melacak orang-orang yang pernah kontak erat dengan seorang pedagang sayuran di Pasar Kolpajung. Pasalnya, pelanggan dan rekan perempuan asal Kecamatan Proppo itu cukup banyak.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan Achmad Marsuki menegaskan, tim sudah melakukan tracing sesuai prosedur. Namun, dia tidak menyebutkan berapa orang yang terdata pernah kontak erat dengan pasien ke-14 berinisial SM tersebut.

”Tidak ngitung. Yang terpenting semua kontak bisa ter-PE (penyelidikan epidemiologi),” kata Marsuki kemarin (21/5).

Berdasarkan informasi yang diterima Jawa Pos Radar Madura, SM sebelum masuk ke rumah sakit sebagai pasien dalam pengawasan (PDP), setiap hari melakukan aktivitas di Pasar Kolpajung. Perempuan itu menjual sayuran seperti mentimun. Pelanggan dan rekan dagangnya banyak.

Baca Juga :  Di Tengah Covid-19, Dewan Tetap Bekerja untuk Rakyat

Apakah semua sudah terlacak? Marsuki tidak memberi jawaban pasti. ”Kami melaksanakan kegiatan sesuai protap. Kalau tanya ke pedagang, mereka nggak bakalan tahu protap apa yang sudah kami lakukan,” ujarnya.

”Intinya kami sudah tracing kontak sesuai protap,” sambung Marsuki saat disinggung terkait upaya tracing kepada sejumlah rekan dagang SM.

Ketua Tim Penanganan Covid-19 Internal RSUD Smart Pamekasan dr Syaiful Hidayat mengatakan, Pasar Kolpajung berpotensi menjadi lokus baru persebaran korona karena aktivitasnya yang superaktif. ”SM ini setiap hari jualan di Kolpajung. Seharusnya semua yang berada di Pasar Kolpajung diperiksa,” tegasnya.

Skema persebaran korona saat ini bermodel orang tanpa gejala (OTG). Sebelum berstatus PDP atau positif, orang tersebut masih beraktivitas dan bepergian ke mana-mana. Bila tidak dilacak dengan baik siapa yang berkontak, dari satu orang ke orang lain, maka persebarannya akan semakin tak terkontrol.

Baca Juga :  Dana Pilkada Pamekasan Butuh Biaya Mahal

”Ke depan akan masih banyak PDP baru. Apalagi saat ini musim mudik,” tuturnya. Dokter yang akrab disapa Yayak itu mengingatkan agar semua pihak sama-sama siap. Sebab, negara belum mengambil keputusan yang cukup tegas. Di-lockdown tidak, diperiksa secara masif juga tidak.

”Andai pemeriksaannya secara masal, maka akan banyak ketemu. Pasar Kolpajung sampai hari ini tetap seperti itu. Apakah yang membeli dan orang yang kontak langsung dengan pasien positif sudah diperiksa,” paparnya.

Sebagai tambahan informasi, salah seorang PDP berinisial S meninggal, Minggu (17/5). Perempuan yang berasal dari Kecamatan Pegantenan itu juga berjualan di Pasar Kolpajung. Kalau SM berjualan timun, S berjualan pisang. (ky)

PAMEKASAN – Tim penanganan Covid-19 kesulitan melacak orang-orang yang pernah kontak erat dengan seorang pedagang sayuran di Pasar Kolpajung. Pasalnya, pelanggan dan rekan perempuan asal Kecamatan Proppo itu cukup banyak.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan Achmad Marsuki menegaskan, tim sudah melakukan tracing sesuai prosedur. Namun, dia tidak menyebutkan berapa orang yang terdata pernah kontak erat dengan pasien ke-14 berinisial SM tersebut.

”Tidak ngitung. Yang terpenting semua kontak bisa ter-PE (penyelidikan epidemiologi),” kata Marsuki kemarin (21/5).


Berdasarkan informasi yang diterima Jawa Pos Radar Madura, SM sebelum masuk ke rumah sakit sebagai pasien dalam pengawasan (PDP), setiap hari melakukan aktivitas di Pasar Kolpajung. Perempuan itu menjual sayuran seperti mentimun. Pelanggan dan rekan dagangnya banyak.

Baca Juga :  Sadek Bersama Keluarga Harus Bertahan di Gubuk sejak Pandemi

Apakah semua sudah terlacak? Marsuki tidak memberi jawaban pasti. ”Kami melaksanakan kegiatan sesuai protap. Kalau tanya ke pedagang, mereka nggak bakalan tahu protap apa yang sudah kami lakukan,” ujarnya.

”Intinya kami sudah tracing kontak sesuai protap,” sambung Marsuki saat disinggung terkait upaya tracing kepada sejumlah rekan dagang SM.

Ketua Tim Penanganan Covid-19 Internal RSUD Smart Pamekasan dr Syaiful Hidayat mengatakan, Pasar Kolpajung berpotensi menjadi lokus baru persebaran korona karena aktivitasnya yang superaktif. ”SM ini setiap hari jualan di Kolpajung. Seharusnya semua yang berada di Pasar Kolpajung diperiksa,” tegasnya.

- Advertisement -

Skema persebaran korona saat ini bermodel orang tanpa gejala (OTG). Sebelum berstatus PDP atau positif, orang tersebut masih beraktivitas dan bepergian ke mana-mana. Bila tidak dilacak dengan baik siapa yang berkontak, dari satu orang ke orang lain, maka persebarannya akan semakin tak terkontrol.

Baca Juga :  Anggaran TMMD Rp 2 M Lebih

”Ke depan akan masih banyak PDP baru. Apalagi saat ini musim mudik,” tuturnya. Dokter yang akrab disapa Yayak itu mengingatkan agar semua pihak sama-sama siap. Sebab, negara belum mengambil keputusan yang cukup tegas. Di-lockdown tidak, diperiksa secara masif juga tidak.

”Andai pemeriksaannya secara masal, maka akan banyak ketemu. Pasar Kolpajung sampai hari ini tetap seperti itu. Apakah yang membeli dan orang yang kontak langsung dengan pasien positif sudah diperiksa,” paparnya.

Sebagai tambahan informasi, salah seorang PDP berinisial S meninggal, Minggu (17/5). Perempuan yang berasal dari Kecamatan Pegantenan itu juga berjualan di Pasar Kolpajung. Kalau SM berjualan timun, S berjualan pisang. (ky)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/