PAMEKASAN – RSU Mohammad Noer Pamekasan berinovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat Madura. Selain memiliki layanan unggulan penyakit paru, rumah sakit tersebut mengembangkan inovasi pelayanan penyakit kusta.
Pelayanan hasil inovasi itu diberi nama Rujukan Satelit Kusta (Rusaku). Program tersebut menjadi salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) RSU Mohammad Noer Pamekasan.
Kasi UKM dan Litbang RSU Mohammad Noer Pamekasan Wiwiet Widowati Agustiani mengatakan, layanan Rusaku dikembangkan melalui koordinasi dan membangun jejaring kemitraan dengan dinas kesehatan serta puskesmas se-Madura.
Pelayanan hasil pengembangan inovasi itu bertujuan memberikan akses kemudahan kepada masyarakat Madura dalam menjangkau pelayanan kesehatan. Khususnya, rujukan khusus kusta. Layanan ini tidak hanya ditangani tim medis dari RSU Mohammad Noer Pamekasan. Tetapi, bekerja sama dengan RSU Sumberglagah, Mojokerto, yang dikenal profesional di bidang penanganan penyakit kusta.
Tim medis dari RSU Sumberglagah memberi pendampingan dan workshop dalam melakukan tindakan bedah rekonstruksi kusta. Pendampingan tersebut cukup lama. Yakni, selama satu tahun.
Wiwiet mengatakan, kusta merupakan penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas serta mata. Kusta bisa menyebabkan luka padakulit, kerusakan saraf, melemahnya otot, dan mati rasa.
Dengan adanya pelayanan Rusaku, penderita kusta yang diobati di puskesmas bisa dirujuk ke RSU Mohammad Noer untuk dilakukan bedah rekonstruksi. Ke depan, Rusaku akan dikembangkan yang juga melayani protesa kaki atau tangan palsu. ”Pelayanan Rusaku digelar setiap Kamis untuk penanganan rujukan rawat jalan oleh dr. Angga Notosusanto Mukti, Sp.B,” katanya.
Wiwiet berharap, dengan pelayanan Rusaku membantu membuka wawasan masyarakat dalam penanganan kecacatan akibat kusta secara tepat. Masyarakat diharapkan menghilangkan stigma bahwa kusta disebabkan kutukan.
Kusta merupakan penyakit menular yang berakibat fatal jika tidak diobati. Bedah rekonstruksi menawarkan bantuan dalam meningkatkan kualitas hidup agar mantan penderita kusta tidak malu bersosialisasi. ”Kusta bukan disebabkan kutukan atau keturunan,” tandasnya.