PEMAKASAN – Kepolisian tidak main-main menindak sopir truk pengangkut garam yang diduga menjadi penyebab kelecakaan. Razia dilakukan setiap malam. Sopir yang terjaring razia diminta mendatangani surat pernyataan bermeterai.
Di surat pernyataan itu disebutkan, sopir berjanji tidak akan mengangkut garam dalam kondisi basah. Mereka juga berjanji tidak akan membuang air garam ke jalan. Jika melanggar, sopir siap diproses secara hukum.
Kasatlantas Polres Pamekasan AKP Yudiono mengatakan, banyak kecelakaan lalu lintas akibat jalanan licin. Terakhir, ibu rumah tangga yang membonceng bayi nyaris meregang nyawa akibat kecelakaan.
Penyebab kecelakaan jalanan licin karena tetesan air garam dari truk. Polisi melakukan razia setiap malam untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Hasilnya, polisi mengamankan 13 truk yang mengangkut garam dalam kondisi basah.
Sopir truk diberi pembinaan dan diminta mendatangani surat pernyataan. ”Kalau mengulangi, sopir akan kami tahan,” katanya Rabu (20/9).
Yudhi –sapaan Yudiono– menyatakan, mayoritas truk yang terjaring razia sudah dimodifikasi. Yakni bagian lantai bak diberi seng. Lalu di salah satu sudut diberi lubang pembuangan air.
Air yang menetes ke jalan keluar melalui lubang pembuangan itu. Polisi meminta, lubang pembuangan diberi penutup. Satu jam sekali air garam dibuang ke pinggir jalan. ”Air garam dibuang ke tanah dan jangan sampai mengenai aspal,” jelasnya.
Upaya pencegahan kecelakaan dengan merazia truk pengangkut garam akan dilakukan secara intensif. Kerja sama dengan Polres Sampang akan dilakukan agar sopir tertib dalam membawa kendaraannya.
Asnawi, 47, sopir truk asal Sumenep yang terjaring razia mengakui bahwa air tetesan garam membahayakan karena jalan bisa licin. Dia berjanji akan mematuhi perjanjian yang ditanda tangani.
Pria asal Kecamatan Kalianget, Sumenep, itu menyampaikan, kondisi garam sekarang dengan garam beberapa tahun lalu berbeda. Kadar air garam sekarang lebih tinggi karena baru dipanen.
Kata dia, petani garam banyak menggunakan geomembran. Pascapanen, langsung diangkut tanpa didiamkan terlebih dahulu. Akibatnya, garam mencair dan meneteskan air. ”Kami akan mematuhi teguran polisi,” ucapnya.
Dia juga akan memodifikasi truknya dengan membuat keran pada tempat pembuangan air. Tujuannya, agar air tidak menetes ke jalan. Setiap satu jam, air yang tertampung akan dikeluarkan di pinggir jalan yang tidak mengenai aspal.