PAMEKASAN – IAIN Madura menjadi kampus kebanggaan masyarakat. Mohammad Kosim selaku nakhoda penggerak alih status resmi menjabat sebagai rektor.
Pendidikan Madura akan lebih baik. Wadah berupa perguruan tinggi kini semakin kukuh dengan kehadiran IAIN Madura. Perguruan tinggi yang semula berstatus STAIN Pamekasan itu siap mencetak generasi unggul.
Kementerian Agama resmi melantik Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag sebagai Rektor IAIN Madura, Jumat (20/4). Pelantikan itu digelar secara khidmat di Lantai 2 Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng, Jakarta.
Kosim dilantik bersama 8 rektor lainnya untuk periode empat tahun ke depan. Yakni, sejak 2018 sampai 2022. Pelantikan tersebut dipimpin Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Kepada Jawa Pos Radar Madura (JPRM), Kosim mengaku sangat bersyukur atas pelantikan itu. Perjuangan semua pihak sejak 2014 mengalihkan status STAIN Pamekasan menjadi IAIN Madura tidak sia-sia.
Menurut Kosim, peralihan status itu butuh perjalanan panjang dan tenaga ekstra. Tidak mudah mendapat amanah dari pemerintah pusat mengubah status. Tetapi, berkat kerja keras dari semua pihak, mimpi itu menjadi nyata.
Kini, STAIN Pamekasan berubah menjadi IAIN Madura. Kosim bertekad menjadikan kampus tersebut kebanggaan masyarakat karena kualitas yang dimiliki. ”Alhamdulillah, saya memuji dan bersyukur kepada Allah,” katanya.
Kosim meminta dukungan dan doa semua pihak untuk perbaikan pengelolaan lembaga pendidikan tinggi itu. Dia memohon doa agar dapat memimpin IAIN Madura lebih maju dari sebelumnya.
Dia juga menerima kritik serta saran semua pihak agar terus memimpin kampus kebanggaan masyarakat itu dengan baik. Disadari, tanpa adanya kritik serta masukan dari masyarakat, tokoh, dan seluruh elemen, dia yakin perjalanannya akan sulit.
Menurut Kosim, perubahan status tersebut membutuhkan energi besar. Setelah resmi beralih status, juga membutuhkan kerja keras untuk mengembangkan. Sebab, wadahnya lebih besar dibanding masih berstatus STAIN Pamekasan.
Meski demikian, dia berkomitmen untuk terus berupaya mengembangkan kampus tersebut. Tujuannya, agar IAIN Madura menjadi kampus kebanggaan yang mengedepankan mutu. ”Kepada seluruh warga kampus, mari bersama-sama membangun kampus ini,” katanya.
Kosim menyampaikan, pengembangan IAIN Madura tetap berlandaskan moto religius, kompeten, dan kompetitif. Religius yakni mewarnai kehidupan kampus dengan semangat dan perilaku religi.
Kemudian, kompeten yakni mendidik mahasiswa secara maksimal dan dengan tenaga penuh agar menghasilkan lulusan andal. Pasca kembali ke masyarakat, menjadi orang yang berguna.
Lalu kompetitif, lanjut Kosim, diharapkan dengan kualitas yang dimiliki IAIN Madura, kampus tersebut dapat bersaing dengan kampus lain di Indonesia. Bahkan, dengan kampus-kampus di luar negeri.
Agenda terdekat, IAIN Madura harus menyiapkan organisasi dan tata kerja (ortaker) serta Statuta untuk dibahas bersama Kementerian Agama. Ortaker dan Statuta itu sebagai dasar penyusunan struktur organisasi dan pedoman operasional penyelenggaraan IAIN Madura.