20.8 C
Madura
Friday, June 2, 2023

Dokter Vitriyaturrida Bagikan Tips Puasa bagi Penderita Jantung

PAMEKASAN, RadarMadura.id – Memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung mungkin akan menjadi kekhawatiran serius bagi sebagian orang menjelang Ramadan. Namun, tak sedikit di antara mereka tetap menjalankan Rukun Islam ke-4 itu.

Sejatinya, pasien jantung tak perlu memiliki rasa khawatir berlebih. Sebab, berpuasa dinilai memiliki manfaat baik bagi kesehatan. Hal itu disampaikan oleh Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan dr. Vitriyaturrida, Sp.JP.FIHA.

”Sebab, puasa bisa mengistirahatkan berbagai macam sistem organ, khususnya pencernaan. Puasa juga dapat menurunkan kadar lemak darah, menurunkan tekanan darah, kolesterol, lemak viseral, dan marker inflamasi. Sehingga, memperbaiki kondisi penyakit jantung,” terangnya.

Dokter yang tengah mengambil fellowship intervensi di RSUD dr Soetomo Surabaya itu mengklasifikasikan pasien jantung menjadi tiga bagian. Pertama, penderita yang diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa karena memiliki risiko rendah atau sedang. Contohnya, pasien dengan kategori darah tinggi dan jantung koroner yang stabil tak bergejala.

Baca Juga :  Yayasan Al-Alim Mertowasesa Gelar Bazar Sembako Murah

”Kemudian, pasien gagal jantung yang tidak terlalu parah. Artinya, penderita tidak sedang mengalami kaki bengkak dan napasnya tidak sesak. Klasifikasi lain yang boleh berpuasa adalah pasien dengan penggunaan-penggunaan alat seperti pacu jantung yang stabil,” ulasnya.

Dokter Vitri menyarankan, pasien dengan risiko tinggi sebaiknya tidak berpuasa. Mereka penderita dengan tekanan darah tinggi yang sulit terkontrol. Selain itu, pasien dengan pasca serangan jantung kurang dari enam minggu dan pasien dengan kelainan jantung berat dengan gejala.

Alumnus Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang itu menambahkan, pasien dengan gangguan irama tidak terkontrol juga tak dianjurkan berpuasa. Termasuk, mereka yang memakai implantable cardioverter defibrillator (ICD) dan cardiac resynchronization therapy (CRT).

”Klasifikasi lainnya adalah pasien yang berisiko sangat tinggi. Yaitu, penderita gagal jantung tingkat lanjut dan pasien hipertensi paru tingkat berat. Mereka yang tergolong dalam kategori tersebut tidak boleh memaksakan diri berpuasa. Sebaiknya konsultasi dan memeriksakan diri kepada dokter jantung,” tegas ibu empat anak tersebut.

Baca Juga :  Pengalaman Perdana Yusuf Efendi Puasa di Madura

Dokter Vitri juga menjelaskan jadwal konsumsi obat jantung selama puasa bagi pasien. Pertama, obat yang diminum satu kali sehari bisa dikonsumsi pada saat sahur atau berbuka. Kedua, obat yang diminum dua kali sehari bisa dikonsumsi pada saat sahur dan buka puasa.

”Khusus yang tiga kali sehari bisa diminum tiap lima jam. Yaitu, pada pukul 18.00 atau seusai berbuka, pukul 23.00 atau sebelum tidur, serta pukul 04.00 atau sebelum sahur. Tips lain adalah makan tidak berlebihan, menu seimbang, dan minum 1–1,5 liter air selama berpuasa,” ucapnya.

Dokter berparas cantik itu mengajak seluruh umat Islam untuk tetap menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah puasa. Sehingga, bisa optimal dalam beribadah. ”Mari sambut Ramadan dengan penuh sukacita. Jantung sehat dan ibadah lancar,” pungkasnya. (afg/luq/par)

 

PAMEKASAN, RadarMadura.id – Memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung mungkin akan menjadi kekhawatiran serius bagi sebagian orang menjelang Ramadan. Namun, tak sedikit di antara mereka tetap menjalankan Rukun Islam ke-4 itu.

Sejatinya, pasien jantung tak perlu memiliki rasa khawatir berlebih. Sebab, berpuasa dinilai memiliki manfaat baik bagi kesehatan. Hal itu disampaikan oleh Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan dr. Vitriyaturrida, Sp.JP.FIHA.

”Sebab, puasa bisa mengistirahatkan berbagai macam sistem organ, khususnya pencernaan. Puasa juga dapat menurunkan kadar lemak darah, menurunkan tekanan darah, kolesterol, lemak viseral, dan marker inflamasi. Sehingga, memperbaiki kondisi penyakit jantung,” terangnya.


Dokter yang tengah mengambil fellowship intervensi di RSUD dr Soetomo Surabaya itu mengklasifikasikan pasien jantung menjadi tiga bagian. Pertama, penderita yang diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa karena memiliki risiko rendah atau sedang. Contohnya, pasien dengan kategori darah tinggi dan jantung koroner yang stabil tak bergejala.

Baca Juga :  Senang Jalani Ramadan di Tanah Kelahiran

”Kemudian, pasien gagal jantung yang tidak terlalu parah. Artinya, penderita tidak sedang mengalami kaki bengkak dan napasnya tidak sesak. Klasifikasi lain yang boleh berpuasa adalah pasien dengan penggunaan-penggunaan alat seperti pacu jantung yang stabil,” ulasnya.

Dokter Vitri menyarankan, pasien dengan risiko tinggi sebaiknya tidak berpuasa. Mereka penderita dengan tekanan darah tinggi yang sulit terkontrol. Selain itu, pasien dengan pasca serangan jantung kurang dari enam minggu dan pasien dengan kelainan jantung berat dengan gejala.

Alumnus Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang itu menambahkan, pasien dengan gangguan irama tidak terkontrol juga tak dianjurkan berpuasa. Termasuk, mereka yang memakai implantable cardioverter defibrillator (ICD) dan cardiac resynchronization therapy (CRT).

- Advertisement -

”Klasifikasi lainnya adalah pasien yang berisiko sangat tinggi. Yaitu, penderita gagal jantung tingkat lanjut dan pasien hipertensi paru tingkat berat. Mereka yang tergolong dalam kategori tersebut tidak boleh memaksakan diri berpuasa. Sebaiknya konsultasi dan memeriksakan diri kepada dokter jantung,” tegas ibu empat anak tersebut.

Baca Juga :  Yayasan Al-Alim Mertowasesa Gelar Bazar Sembako Murah

Dokter Vitri juga menjelaskan jadwal konsumsi obat jantung selama puasa bagi pasien. Pertama, obat yang diminum satu kali sehari bisa dikonsumsi pada saat sahur atau berbuka. Kedua, obat yang diminum dua kali sehari bisa dikonsumsi pada saat sahur dan buka puasa.

”Khusus yang tiga kali sehari bisa diminum tiap lima jam. Yaitu, pada pukul 18.00 atau seusai berbuka, pukul 23.00 atau sebelum tidur, serta pukul 04.00 atau sebelum sahur. Tips lain adalah makan tidak berlebihan, menu seimbang, dan minum 1–1,5 liter air selama berpuasa,” ucapnya.

Dokter berparas cantik itu mengajak seluruh umat Islam untuk tetap menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah puasa. Sehingga, bisa optimal dalam beribadah. ”Mari sambut Ramadan dengan penuh sukacita. Jantung sehat dan ibadah lancar,” pungkasnya. (afg/luq/par)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/