20.7 C
Madura
Tuesday, May 30, 2023

Tahun Ini 22 Kasus HIV/AIDS

PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Kasus human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immune deficiency syndrome (AIDS) di Pamekasan tidak bisa disepelekan. Pasalnya, sejak Januari hingga September 2021 sudah ada 22 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan Nanang Suyanto menyatakan, pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS masih minim. Padahal, penyakit tersebut tergolong mematikan.

Dia mengatakan, belum ada obat pasti yang bisa menyembuhkan penyakit yang umumnya diakibatkan oleh seks bebas tersebut. Menurut dia, beberapa pengobatan yang diberikan selama ini hanya digunakan untuk memperlambat perkembangan virus.

Nanang memaparkan, penderita HIV/AIDS di Pamekasan berjumlah 352 orang. Rinciannya, 22 kasus baru selama 9 bulan terakhir di 2021. Sedangkan pada 2020, jumlah kasus baru sebanyak 38 penderita.

Baca Juga :  Kurang Awas, Warga Waru Ditabrak dari Belakang

”Ini tidak boleh disepelekan. Tercatat sudah ada empat penderita yang meninggal selama 2021,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, ada beberapa faktor terjadinya HIV/AIDS di Pamekasan. Misalnya, perilaku menyimpang seperti homoseksual, gonta-ganti pasangan, dan narkoba. Selain itu, faktor lain seperti bekas jarum suntik penderita HIV/AIDS juga menjadi pemicu bertambahnya jumlah kasus tersebut.

”Namun, paling banyak itu disebabkan hubungan seksual, terutama di Kecamatan Pamekasan, yang pergaulannya lebih bebas,” jelasnya.

Lebih lanjut, lonjakan kasus itu terjadi lantaran masyarakat Pamekasan yang sudah lama berada di luar daerah. Kemudian, kembali ke Pamekasan dengan kondisi sudah menderita HIV/AIDS. Karena itu, dilakukan pemeriksaan untuk proses penyembuhan.

Sementara itu, Konselor HIV/AIDS RSUD dr H Slamet  Martodirdjo (Smart) Putri Qotrina Biyadhie menyampaikan, baru dua fasilitas kesehatan (faskes) yang bisa melayani pengobatan. Yaitu, Puskesmas Kowel dan RSUD Smart. Sisanya baru bisa melayani pemeriksaan saja.

Baca Juga :  Janji Kandangkan Sepeda Motor Balap Liar

”Masyarakat jangan sungkan untuk periksa demi kebaikan diri sendiri, keluarga, dan teman dekat. Kami pastikan melindungi privasi penderita,” katanya.

Terakhir, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak perlu menghindari dan mengucilkan penderita HIV/AIDS. Sebab, penularan penyakit tersebut tidak melalui udara, melainkan cairan tubuh yang bertemu seperti hubungan seks, transfusi darah, dan lainnya.

”Mereka juga mempunyai hak dan kesempatan sama untuk sembuh seperti penyakit menular lainnya,” tandasnya. (c1)

 

PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Kasus human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immune deficiency syndrome (AIDS) di Pamekasan tidak bisa disepelekan. Pasalnya, sejak Januari hingga September 2021 sudah ada 22 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan Nanang Suyanto menyatakan, pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS masih minim. Padahal, penyakit tersebut tergolong mematikan.

Dia mengatakan, belum ada obat pasti yang bisa menyembuhkan penyakit yang umumnya diakibatkan oleh seks bebas tersebut. Menurut dia, beberapa pengobatan yang diberikan selama ini hanya digunakan untuk memperlambat perkembangan virus.


Nanang memaparkan, penderita HIV/AIDS di Pamekasan berjumlah 352 orang. Rinciannya, 22 kasus baru selama 9 bulan terakhir di 2021. Sedangkan pada 2020, jumlah kasus baru sebanyak 38 penderita.

Baca Juga :  Pengoperasian Terminal Kargo Buram

”Ini tidak boleh disepelekan. Tercatat sudah ada empat penderita yang meninggal selama 2021,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, ada beberapa faktor terjadinya HIV/AIDS di Pamekasan. Misalnya, perilaku menyimpang seperti homoseksual, gonta-ganti pasangan, dan narkoba. Selain itu, faktor lain seperti bekas jarum suntik penderita HIV/AIDS juga menjadi pemicu bertambahnya jumlah kasus tersebut.

”Namun, paling banyak itu disebabkan hubungan seksual, terutama di Kecamatan Pamekasan, yang pergaulannya lebih bebas,” jelasnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut, lonjakan kasus itu terjadi lantaran masyarakat Pamekasan yang sudah lama berada di luar daerah. Kemudian, kembali ke Pamekasan dengan kondisi sudah menderita HIV/AIDS. Karena itu, dilakukan pemeriksaan untuk proses penyembuhan.

Sementara itu, Konselor HIV/AIDS RSUD dr H Slamet  Martodirdjo (Smart) Putri Qotrina Biyadhie menyampaikan, baru dua fasilitas kesehatan (faskes) yang bisa melayani pengobatan. Yaitu, Puskesmas Kowel dan RSUD Smart. Sisanya baru bisa melayani pemeriksaan saja.

Baca Juga :  Donasi Amal Kemanusiaan Terkumpul Rp 294 Juta

”Masyarakat jangan sungkan untuk periksa demi kebaikan diri sendiri, keluarga, dan teman dekat. Kami pastikan melindungi privasi penderita,” katanya.

Terakhir, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak perlu menghindari dan mengucilkan penderita HIV/AIDS. Sebab, penularan penyakit tersebut tidak melalui udara, melainkan cairan tubuh yang bertemu seperti hubungan seks, transfusi darah, dan lainnya.

”Mereka juga mempunyai hak dan kesempatan sama untuk sembuh seperti penyakit menular lainnya,” tandasnya. (c1)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/