PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Ada 115 veteran yang masih hidup di Bumi Gerbang Salam. Pada momen kemerdekaan ini, Dinas Sosial (Dinsos) Pamekasan memberikan tali asih kepada mereka. Namun, hanya untuk 60 veteran.
Kepala Dinsos Pamekasan Mochammad Tarsun mengutarakan, pemberian tali asih kepada para veteran merupakan agenda tahunan. ”Setiap upacara kemerdekaan selalu mengagendakan. Pemberian berupa segala kebutuhan untuk para veteran,” katanya kemarin (17/8).
Asih tersebut merupakan ucapan terima kasih atas perjuangannya dalam memperjuangkan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). ”Ini sebagai bukti kecintaan kami kepada mereka yang berjuang,” ujar mantan kepala Dinas Pendidikan Pamekasan itu.
Dia mengakui, setiap tahun pemkab hanya mengalokasikan tali asih kepada 60 veteran saja. Itu sesuai dengan anggaran yang tersedia. ”Setiap tahun ada gilirannya. Ada daftarnya. Tidak semua setiap tahun karena jumlahnya lebih dari enam puluh,” terangnya.
Kepala Kelompok Tata Usaha Kantor Administrasi Veteran 524 Pamekasan Pembantu Letnan Dua (Purn) Dolit Mulya Hadi Saputro menyebut jumlah veteran di Pamekasan yang masih hidup 115 orang. ”Dengan janda veteran sekitar 30 orang,” terangnya.
Kendati tidak semua veteran terkaver tali asih, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada bupati Pamekasan yang sudah memperhatikan para veteran. ”Kami ucapkan terima kasih kepada Pemkab Pamekasan yang telah memberikan perhatian kepada anggota veteran RI di Pamekasan,” ungkap Dodit.
Bantuan dari Pemkab Pamekasan tak hanya pada hari kemerdekaan. Pada hari-hari bersejarah lainnya yang bekaitan dengan kebangkitan nasional, para veteran diberi tali asih. ”Seragam yang digunakan sekarang bantuan dari pak bupati,” sebutnya.
Di Pamekasan, Legiun Veteran RI dibagi menjadi tiga. Pertama, veteran kemerdekaan. Kedua, veteran pembela yang berjuang melawan negara lain saat konfrontasi dengan Malaysia, Belanda di Irian Jaya, dan Portugis di Timor Timur.
Ketiga, veteran perdamaian. Mereka merupakan anggota TNI yang ikut dalam tugas negara di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). ”Untuk saat ini, yang mendapatkan bantuan adalah veteran kemerdekaan dan veteran pembela saja,” jelasnya.
Salah seorang anggota Legiun Veteran RI 524 Pamekasan H. Moch. Toha mengatakan, sejak 1960, dirinya sudah berada di Manado. ”Sudah sembilan kali ke luar negeri (dulu, luar Jawa disebut luar negeri),” ungkapnya.
Dia sembilan kali membela kemerdekaan RI. Yang paling membekas ketika dia turun mengikuti Operasi Trikora pada 19 Desember 1961 di Papua. ”Trikora saat itu bersama teman-teman satu kompi diterjunkan. Tahu-tahu di asrama dipadamkan dan di sana kami terkepung,” ceritanya.
”Bendera di sana ada tiga warna; merah, putih, dan hijau. Lalu, kami turunkan dan dibuang yang hijau, dinaikkan menjadi merah putih,” pungkasnya. (ky)