24.4 C
Madura
Sunday, May 28, 2023

Nenek Kimuk Tidur Bersama Sampah dan Rongsokan

PAMEKASAN – Warga miskin yang tinggal di tempat tak layak masih ditemukan di Pamekasan. Kimuk, perempuan 47 tahun hidup dalam kemiskinan sejak puluhan tahun silam. Sehari-hari dia tidur di tempat yang jauh dari kata layak.

Nenek yang sempat mengidap gangguan jiwa itu tidur di gubuk yang penuh dengan sampah dan barang rongsokan. Tidak ada satu pun barang berharga di rumah tersebut. Kimuk juga hidup sendirian, setelah suami tercinta menceraikannya.

Kepala Dusun Bulu, Desa Campor, Kecamatan Proppo, Hamim mengatakan, Kimuk dikaruniai seorang putri bernama Ruqayyah. Putri semata wayangnya itu kini telah berkeluarga dan hidup bahagia bersama suaminya.

Sementara Kimuk hidup sendirian. Sebab, suaminya meninggalkannya saat Ruqayyah belum genap berusia 40 hari. Kimuk sempat stres setelah bercerai. Dia berjalan sesuka hati. Bahkan, lupa untuk makan dan mandi.

Baca Juga :  Biaya Operasi Novia Lunas Berkat Semangat Gotong Royong JKN - KIS

Tapi, beberapa tahun terakhir, Kimuk waras. Hanya, sesekali gangguan jiwanya kambuh. Saat waras, perempuan yang memiliki semangat berwirausaha tinggi itu jualan keliling. Dia menjajakan ikan laut hasil kulakan di pasar.

Namun, saat kondisi kejiwaannya terganggu, dia memungut sampah dan barang rongsokan untuk dibawa ke rumahnya. Akibatnya, gubuk yang ditempati kumuh penuh dengan sampah dan barang rongsokan seperti kaleng dan botol air mineral.

Hamim mengatakan, sanak famili Kimuk kerap menawarkan agar dia tidak tinggal di gubuk itu. Bahkan, Ruqayyah, anak semata wayangnya juga kerap menawarkan untuk hidup bersama di rumah yang ditempati bersama suaminya.

Tawaran itu ditolak. Kimuk memilih tetap tinggal di gubuk itu. Bahkan, untuk keperluan sehari-hari, nenek yang rajin ibadah dan mengaji itu mengandalkan hasil jualan keliling. ”Setiap hari jualan,” katanya.

Baca Juga :  Nyalakan 2.000 Lilin, Warnai 700 Meter Kain Kafan

Pemerintah desa setiap bulan memberikan bantuan beras tanpa tebusan. Sementara untuk bantuan rumah memang tidak pernah diajukan. Alasannya, banyak rumah yang diajukan mendapat bantuan tetapi tidak ada kejelasan.

Sebelumnya, Wabup Khalil Asy’ari mengakui pendataan warga miskin harus diperbaiki. Sebab, warga miskin seperti tidak ada habisnya. ”Setiap jumlah bantuan bertambah, warga miskin juga bertambah. Pendataan harus diperbaiki,” tandasnya.

 

PAMEKASAN – Warga miskin yang tinggal di tempat tak layak masih ditemukan di Pamekasan. Kimuk, perempuan 47 tahun hidup dalam kemiskinan sejak puluhan tahun silam. Sehari-hari dia tidur di tempat yang jauh dari kata layak.

Nenek yang sempat mengidap gangguan jiwa itu tidur di gubuk yang penuh dengan sampah dan barang rongsokan. Tidak ada satu pun barang berharga di rumah tersebut. Kimuk juga hidup sendirian, setelah suami tercinta menceraikannya.

Kepala Dusun Bulu, Desa Campor, Kecamatan Proppo, Hamim mengatakan, Kimuk dikaruniai seorang putri bernama Ruqayyah. Putri semata wayangnya itu kini telah berkeluarga dan hidup bahagia bersama suaminya.


Sementara Kimuk hidup sendirian. Sebab, suaminya meninggalkannya saat Ruqayyah belum genap berusia 40 hari. Kimuk sempat stres setelah bercerai. Dia berjalan sesuka hati. Bahkan, lupa untuk makan dan mandi.

Baca Juga :  Nyalakan 2.000 Lilin, Warnai 700 Meter Kain Kafan

Tapi, beberapa tahun terakhir, Kimuk waras. Hanya, sesekali gangguan jiwanya kambuh. Saat waras, perempuan yang memiliki semangat berwirausaha tinggi itu jualan keliling. Dia menjajakan ikan laut hasil kulakan di pasar.

Namun, saat kondisi kejiwaannya terganggu, dia memungut sampah dan barang rongsokan untuk dibawa ke rumahnya. Akibatnya, gubuk yang ditempati kumuh penuh dengan sampah dan barang rongsokan seperti kaleng dan botol air mineral.

Hamim mengatakan, sanak famili Kimuk kerap menawarkan agar dia tidak tinggal di gubuk itu. Bahkan, Ruqayyah, anak semata wayangnya juga kerap menawarkan untuk hidup bersama di rumah yang ditempati bersama suaminya.

- Advertisement -

Tawaran itu ditolak. Kimuk memilih tetap tinggal di gubuk itu. Bahkan, untuk keperluan sehari-hari, nenek yang rajin ibadah dan mengaji itu mengandalkan hasil jualan keliling. ”Setiap hari jualan,” katanya.

Baca Juga :  Biaya Operasi Novia Lunas Berkat Semangat Gotong Royong JKN - KIS

Pemerintah desa setiap bulan memberikan bantuan beras tanpa tebusan. Sementara untuk bantuan rumah memang tidak pernah diajukan. Alasannya, banyak rumah yang diajukan mendapat bantuan tetapi tidak ada kejelasan.

Sebelumnya, Wabup Khalil Asy’ari mengakui pendataan warga miskin harus diperbaiki. Sebab, warga miskin seperti tidak ada habisnya. ”Setiap jumlah bantuan bertambah, warga miskin juga bertambah. Pendataan harus diperbaiki,” tandasnya.

 

Artikel Terkait

Most Read

BRI Bangun  Rumah Produksi

Carpan Madura: Pocang

Artikel Terbaru

/