22 C
Madura
Saturday, April 1, 2023

Serapan Tembakau di Bawah 50 Persen

PAMEKASAN – Harga tembakau mengecewakan petani. Jerih payah mereka tak sebanding dengan nominal yang didapat. Belum lagi, masih banyak tembakau yang tidak dibeli hingga saat ini.

Padahal, serapan pembelian tembakau per 12 September 2019 belum mencapai 50 persen rencana pembelian pihak pabrikan atau gudang. Tahun ini, total rencana pembelian gudang di Pamekasan 18.800.000 kilogram (kg) atau 18.800 ton.

Total rencana pembelian itu dari tujuh pabrikan. Yakni, PT Gudang Garam, PT Sadhana Arifnusa, PT Djarum, PT Nojorono, PT Sukun, PT Wismilak, dan PT Grendel (perincian lihat grafis).

Namun, serapan pembelian tembakau hingga saat ini baru 9.138.510 kg atau terealisasi 48,6 persen. Angka ini sudah termasuk pembelian pribadi sebanyak 40.065 bal tembakau atau sebesar 1.802.925 kg.

”Musim tembakau tahun ini tidak seperti tahun sebelumnya. Sekarang pedagang sangat sedikit yang membeli, itu pun harganya sangat murah,” ungkap Kholik, warga asal Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, kemarin (15/9).

Baca Juga :  DLH Akui Ada Penolakan Warga Terkait Pembangunan TPS 3R

Akibatnya, banyak petani tembakau tahun ini yang merugi. Meskipun ada yang untung, tapi tidak seperti tahun sebelumnya. ”Kami berharap tembakau petani bisa dibeli dengan mahal,” pintanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Bambang Edy Suprapto membenarkan, serapan tembakau saat ini belum mencapai 50 persen dari rencana pembelian. Sesuai dengan klasifikasi tembakau masing-masing gudang dipastikan tembakau petani dibeli.

”Ada sekitar 50 gudang. Target pembelian berbeda-beda sesuai rencana masing-masing pabrikan,” terangnya.

Bambang menjelaskan, jika pembelian sudah memenuhi target, biasanya pabrikan atau gudang akan menghentikan pembelian. Namun, jika ada rencana penambahan pembelian, pihak pabrikan dipastikan melapor kepada lembaganya.

”Kalau tembakau masih banyak dan kualitasnya bagus, bisa dibeli. Tapi jika tidak sesuai dengan yang diinginkan, pihak gudang biasanya menghentikan pembelian,” terangnya.

Baca Juga :  LPKR Meminta Pemerintah Tidak Langsung Membombardir Pabrikan Rokok

Bambang berharap agar tembakau Madura tidak dicampur dengan tembakau Jawa. Petani diminta tidak memikirkan keuntungan sesaat. Sebab, jika tembakau memang berkualitas, pasti dibeli dengan harga mahal.

”Kalau memang bersih, berkualitas, dan tidak dicampur, tidak mungkin dibeli seharga Rp 30 ribu. Kualitas tembakau Madura jangan dirusak dengan hal-hal lain. Sebab, harga tergantung pada kualitas,” paparnya.

Di tempat terpisah, anggota DPRD Pamekasan Munaji meminta pemkab melakukan lobi-lobi agar tembakau petani bisa dibeli dengan harga yang layak. Dengan demikian, petani tidak merugi.

”Saya berharap agar pemkab bisa melakukan pendekatan-pendekatan agar tembakau petani bisa dibeli. Sebab, sekarang petani waswas karena tembakaunya tidak laku dan dibeli dengan harga murah,” desaknya.

PAMEKASAN – Harga tembakau mengecewakan petani. Jerih payah mereka tak sebanding dengan nominal yang didapat. Belum lagi, masih banyak tembakau yang tidak dibeli hingga saat ini.

Padahal, serapan pembelian tembakau per 12 September 2019 belum mencapai 50 persen rencana pembelian pihak pabrikan atau gudang. Tahun ini, total rencana pembelian gudang di Pamekasan 18.800.000 kilogram (kg) atau 18.800 ton.

Total rencana pembelian itu dari tujuh pabrikan. Yakni, PT Gudang Garam, PT Sadhana Arifnusa, PT Djarum, PT Nojorono, PT Sukun, PT Wismilak, dan PT Grendel (perincian lihat grafis).


Namun, serapan pembelian tembakau hingga saat ini baru 9.138.510 kg atau terealisasi 48,6 persen. Angka ini sudah termasuk pembelian pribadi sebanyak 40.065 bal tembakau atau sebesar 1.802.925 kg.

”Musim tembakau tahun ini tidak seperti tahun sebelumnya. Sekarang pedagang sangat sedikit yang membeli, itu pun harganya sangat murah,” ungkap Kholik, warga asal Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, kemarin (15/9).

Baca Juga :  Perusahaan Akui Mutu Tembakau Bagus

Akibatnya, banyak petani tembakau tahun ini yang merugi. Meskipun ada yang untung, tapi tidak seperti tahun sebelumnya. ”Kami berharap tembakau petani bisa dibeli dengan mahal,” pintanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Bambang Edy Suprapto membenarkan, serapan tembakau saat ini belum mencapai 50 persen dari rencana pembelian. Sesuai dengan klasifikasi tembakau masing-masing gudang dipastikan tembakau petani dibeli.

- Advertisement -

”Ada sekitar 50 gudang. Target pembelian berbeda-beda sesuai rencana masing-masing pabrikan,” terangnya.

Bambang menjelaskan, jika pembelian sudah memenuhi target, biasanya pabrikan atau gudang akan menghentikan pembelian. Namun, jika ada rencana penambahan pembelian, pihak pabrikan dipastikan melapor kepada lembaganya.

”Kalau tembakau masih banyak dan kualitasnya bagus, bisa dibeli. Tapi jika tidak sesuai dengan yang diinginkan, pihak gudang biasanya menghentikan pembelian,” terangnya.

Baca Juga :  Bupati Pamekasan Ajak Masyarakat Ibadah di Rumah

Bambang berharap agar tembakau Madura tidak dicampur dengan tembakau Jawa. Petani diminta tidak memikirkan keuntungan sesaat. Sebab, jika tembakau memang berkualitas, pasti dibeli dengan harga mahal.

”Kalau memang bersih, berkualitas, dan tidak dicampur, tidak mungkin dibeli seharga Rp 30 ribu. Kualitas tembakau Madura jangan dirusak dengan hal-hal lain. Sebab, harga tergantung pada kualitas,” paparnya.

Di tempat terpisah, anggota DPRD Pamekasan Munaji meminta pemkab melakukan lobi-lobi agar tembakau petani bisa dibeli dengan harga yang layak. Dengan demikian, petani tidak merugi.

”Saya berharap agar pemkab bisa melakukan pendekatan-pendekatan agar tembakau petani bisa dibeli. Sebab, sekarang petani waswas karena tembakaunya tidak laku dan dibeli dengan harga murah,” desaknya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/